WHO Bantu Pemerintah Kongo Selidiki Penyakit Misterius

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Des 2024, 18:11
Elma Gianinta Ginting
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Republik Demokratik Kongo (DRC) Felix Tshisekedi (tengah) bertemu dengan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di istana presiden di ibu kota DRC, Kinshasa, 29 Agustus 2024. Presiden Republik Demokratik Kongo (DRC) Felix Tshisekedi (tengah) bertemu dengan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di istana presiden di ibu kota DRC, Kinshasa, 29 Agustus 2024. (ANTARA/Xinhua/HO-Presidensi Republik Demokrat Kongo)

Ntvnews.id, Kinshasa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan tim ahli untuk membantu otoritas kesehatan di Republik Demokratik Kongo dalam menyelidiki penyebab penyakit yang belum terdiagnosis, yang dilaporkan di Panzi, sebuah daerah di Provinsi Kwango, wilayah barat daya negara tersebut.

Para ahli dari WHO bergabung dengan tim respons kesehatan RD Kongo dan sedang dalam perjalanan menuju Panzi, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor regional WHO untuk Afrika pada hari Jumat, 6 Desember 2024.

Tim WHO yang sudah berada di lokasi telah membantu otoritas kesehatan di Kwango sejak akhir November dengan memperkuat pengawasan penyakit dan mengidentifikasi kasus-kasus terkait.

Baca juga: Kemlu RI Tetapkan Siaga Tertinggi di Seluruh Suriah

“Prioritas utama kami adalah memberikan bantuan yang tepat kepada keluarga dan komunitas yang terdampak. Kami bekerja keras untuk mengidentifikasi penyebab penyakit ini, memahami cara penyebarannya, dan memastikan respons yang tepat sesegera mungkin,” kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.

Seorang anak divaksinasi di pusat vaksinasi dekat kamp pengungsi di Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo (DRC), pada 9 Oktober 2024. <b>(ANTARA (Zanem Nety Zaidi))</b> Seorang anak divaksinasi di pusat vaksinasi dekat kamp pengungsi di Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo (DRC), pada 9 Oktober 2024. (ANTARA (Zanem Nety Zaidi))

Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat RD Kongo, sejauh ini sudah tercatat 394 kasus dan 30 kematian di zona kesehatan Panzi. Gejala yang dilaporkan meliputi sakit kepala, batuk, demam, kesulitan bernapas, dan anemia.

Baca juga: Warner Bros Membuka Audisi Besar-besaran untuk Serial Televisi Harry Potter

Halaman
x|close