Baca Juga: Kemensos Fasilitasi Rumah Aman untuk Anak yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Jaksel
"Jadi kerjanya nipu orang misalnya yang perempuan pura-pura jadi laki-laki, lalu menghubungi (korban) lewat WhatsApp. Nanti ada database dikasih untuk melakukan penipuan investasi, dan lain-lain," ujar dia.
Menurut Christina, para pelamar kerja yang tertipu tersebut disebabkan oleh kurangnya ketelitian dalam memahami iklan lowongan kerja di media sosial, apalagi prosesnya terlihat cepat dan mudah. "Wawancara lewat Zoom, kemudian dibuatkan paspor dan lain-lain, langsung berangkat," ujarnya.
Untuk mencegah kasus serupa, Christina mengimbau masyarakat agar memverifikasi iklan lowongan kerja yang ditemukan di media sosial dengan menghubungi langsung Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di daerah masing-masing.
Baca Juga: Anggaran Kemensos Diminta untuk Makan Gratis, Risma Bilang Ini
Dia memastikan bahwa petugas di BP3MI memiliki kemampuan untuk melacak asal-usul iklan lowongan kerja tersebut.
"Kita agar selalu cek lah, verifikasi. Sekarang kan era digital enggak susah untuk verifikasi informasi kan," tutupnya.