Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Rusia menjelaskan bahwa masih terlalu dini untuk membahas status pangkalan militer Rusia di Suriah, karena hal itu akan menjadi topik diskusi lebih lanjut dengan otoritas Suriah, Selasa 10 Desember 2024.
Baca Juga : Warga Suriah di Turki Padati Perbatasan untuk Kembali Ke Negaranya
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Senin 9 Desember, mengatakan bahwa Rusia telah mengambil semua langkah pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keamanan pangkalan-pangkalan militer Rusia di Suriah.
Kelompok militan Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah berhasil merebut kendali penuh atas Provinsi Latakia, yang menjadi lokasi salah satu pangkalan Rusia, demikian dilaporkan oleh Kantor Berita TASS pada hari yang sama, mengutip sejumlah sumber setempat.
Namun, sejumlah kelompok militan belum berhasil menembus pangkalan Rusia di Tartus dan Hmeimim, yang masih beroperasi secara normal, menurut sumber tersebut.
Baca Juga : MPR Dorong Tindakan Cepat Pemerintah Soal Keselamatan WNI di Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah mengundurkan diri dan tiba di Rusia untuk mendapatkan suaka setelah pemerintahannya runtuh pada Minggu 8 Desember lalu, pasca serangan besar-besaran oleh kelompok militan yang dipimpin oleh HTS.