"Kami menyambut baik kedatangan ekspedisi bahari ini di Kabupaten Banggai, di daerah ini selain suku Banggai, Balantak, Saluan dan Andio (Babasalan) yang menjadi suku asli terdapat pula berbagai suku diantaranya suku Bajau. Kita hidup saling berdampingan dengan senantiasa menjunjung tinggi adat dan budaya masing-masing," kata Wabup pada kesempatan itu.
Dikatakan oleh Furqanudin Masulili, Festival Sama-Bajau bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga ajakan untuk melestarikan warisan maritim yang kian tergerus zaman. Masyarakat Banggai dan peserta lainnya berharap, melalui kegiatan ini, semangat menjaga laut dan tradisi dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Sesepuh masyarakat Bajao internasional Zulkifli Azir. (Kabar Luwuk)
Terpisah, sesepuh masyarakat Bajau internasional, Zulkifli Azir menyebutkan bahwa event ini sangat bersejarah bagi masyarakat Bajau. Pasalnya, selama ini tidak pernah digelar acara yang sedemikain besar dengan melibatkan seluruh komunitas Bajao yang ada di Indonesia dan internasional.
"Kami menaruh harapan besar melalui simpoisum dan konferensi yang digelar sehingga bisa mengubah kehidupan masyarkat Bajau yang selama ini dikenal jauh dari peradaban. Kami juga ingin ada kebangga bahwa leluhur kami dahulu merupakan petualang ulung khususnya dalam mengarungi lautan," ujarnya.
Pada kegiatan ini Zulkifli juga berharap dapat menumbuhkan kecintaan dan kesadaran agar semua suku Bajau mengerti sejarah tentang siapa mereka yang meliputi kehidupan, budaya dan seni.
Sejumlah masyarakat Bajau di Kabupaten Banggai terlihat saling berinteraksi dengan masyarakat Bajau lainnya yang hadir pada kegiatan itu.