"Ini adalah prosedur yang lazim dalam situasi di mana terdapat perubahan signifikan dalam situasi di negara tersebut," jelas Rakusan.
Malta telah menghentikan sementara pemeriksaan dan pemrosesan permohonan suaka, baik yang baru maupun yang sedang berlangsung, dari warga negara Suriah. Sementara itu, negara-negara seperti Prancis dan Yunani dilaporkan sedang mempertimbangkan langkah serupa. Kantor Perlindungan Pengungsi dan Orang Tanpa Kewarganegaraan (Ofpra) di Prancis pada Senin menyatakan bahwa mereka terus memantau secara saksama perkembangan situasi di Suriah.
"Dalam kasus-kasus di mana situasi di negara asal pencari suaka berubah, hal ini dapat menyebabkan penangguhan sementara keputusan atas permohonan suaka dari warga negara Suriah, bergantung pada situasi tertentu," kata Ofpra.
Baca Juga : Ada Kesempatan, Tentara Israel Menyusup ke Wilayah Suriah!
Pada 2023, warga negara Suriah mengajukan 4.465 permohonan suaka ke Kantor Perlindungan Pengungsi dan Orang Tanpa Kewarganegaraan (Ofpra) di Prancis, dengan tambahan sekitar 2.500 permohonan yang diajukan sepanjang 2024 hingga saat ini.
Di Yunani, sumber dari Kementerian Migrasi dan Suaka menyebutkan bahwa keputusan terkait permohonan suaka dari warga Suriah kemungkinan akan ditangguhkan sementara. Kebijakan ini diperkirakan akan memengaruhi sekitar 9.500 pemohon dan diharapkan akan difinalisasi pada pekan ini.
Sementara itu, laporan terbaru dari Badan Uni Eropa untuk Suaka (European Union Agency for Asylum/EUAA) menunjukkan bahwa pada September 2024, otoritas suaka di 27 negara anggota Uni Eropa, termasuk Norwegia dan Swiss, menerima total 84.000 permohonan suaka. Dari jumlah tersebut, 14.000 permohonan diajukan oleh warga negara Suriah.