A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Bangladesh dan India Dihantam Topan Remal Akibatkan 16 Orang Tewas - Ntvnews.id

Bangladesh dan India Dihantam Topan Remal Akibatkan 16 Orang Tewas

NTVNews - 28 Mei 2024, 11:36
thumbnail-author
Zaki Islami
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bangladesh dan India Dihantam Topan Remal Hingga 16 Orang Tewas Bangladesh dan India Dihantam Topan Remal Hingga 16 Orang Tewas (Video Tangkap Layar Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Hujan deras disertai angin kencang dan melahirkan topan remal di pesisir pantai India dan Bangladesh pada Senin kemarin menyebabkan 16 orang meninggal dunia.

Melansir Abc Net, Selasa 28 Mei 2024, selain menewaskan banyak orang, topan tersebut juga telah memutuskan aliran listrik ke jutaan orang yang berada di pesisir pantai India.

Baca Juga:

Ngeri! Identitas Mayat dalam Toren di Pondok Aren Terkuak, Ada Tato Bunganya

"Banyak orang terdampak, ini akan menjadi malam yang panjang, jutaan orang tidak memiliki listrik atau tempat tinggal akibat kejadian topan yang melanda India dan Bangladesh," ungkap Liakat Ali Pakar Iklim Bangladesh.

Selain itu juga, hampir satu orang dievakuasi saat Topan Remal menghantam pelabuhan Mongla di Bangladesh dan Kepulauan Sagar di Benggala Barat, India.

Sementara Menteri Bencana Bangladesh, Mohibbur Rahman mengungkapkan sebanyak 3,7 juta orang terkena dampaknya dan sekitar 35.483 rumah hancur dan 115.995 rumah lainnya mengalami rusak.

Mohibbur Rahman menjelaskan lebih lanjut mengenai korban yang tewas akibat Topan Remal, karena mereka terlambat untuk mengevakuasi jadi banyak korban yang tertimpa reruntuhan.

"Orang-orang biasanya sangat enggan meninggalkan ternak dan rumah mereka untuk pergi ke tempat penampungan. Mereka menunggu hingga menit-menit akhir yang sering kali sudah terlambat," kata Mohibbur Rahman.

x|close