Strategi "blusukan" yang diterapkan Jokowi terbukti ampuh dalam meningkatkan keterpilihannya. Ia berhasil mengalahkan pasangan petahana dengan perolehan suara sebesar 36,62 persen.
Kemenangan ini mengantarkan Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo untuk periode pertama. Selama menjabat, Jokowi berfokus pada pembangunan kota dengan pendekatan humanis. Penataan kota yang modern dan bermartabat menjadi prioritasnya, membawa perubahan positif yang signifikan bagi Surakarta.
Periode Kedua
Melihat kemajuan pesat Surakarta di bawah kepemimpinannya dan dukungan luas dari masyarakat, Jokowi kembali dicalonkan sebagai Wali Kota Solo pada 2010. Kali ini, dukungan politiknya semakin meluas dengan tambahan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Damai Sejahtera (PDS), selain PDIP sebagai partai utama.
Baca Juga: Tok! PDIP Resmi Pecat Jokowi dan Gibran
Hasil pemilihan menunjukkan dukungan luar biasa dari masyarakat, dengan perolehan suara lebih dari 90 persen. Kemenangan besar ini memperkuat posisi Jokowi sebagai Wali Kota Solo untuk periode kedua.
Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dianggap sukses dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat. Beberapa inisiatifnya meliputi pembangunan rumah susun, kampung deret, dan rusunawa di berbagai lokasi seperti Marunda, Tanah Tinggi, Rawa Bebek, dan Daan Mogot.