Dalam pernyataan tersebut, Al-Assad juga menyebutkan bahwa situasi semakin memburuk dan pangkalan Rusia itu sendiri mengalami serangan drone. Sebagai hasilnya, Moskow segera mengatur evakuasi Al-Assad ke Rusia pada malam 8 Desember.
Damaskus, Suriah. Pada 8 Desember 2024, kelompok oposisi bersenjata Suriah berhasil merebut kendali penuh atas Damaskus, mengakhiri kekuasaan Bashar al-Assad.
Al-Assad mengungkapkan bahwa gagasan untuk meminta suaka atau mundur dari jabatannya tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Ia menegaskan bahwa satu-satunya pilihan baginya sebelumnya adalah untuk terus berjuang.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Suriah di Tengah Jatuhnya Bashar al-Assad
Selain itu, Al-Assad membantah segala anggapan yang menyebutkan bahwa ia meninggalkan rakyat Suriah, dan menekankan bahwa selama perang, ia telah menolak berbagai "kesepakatan dan godaan" yang datang kepadanya.
Al-Assad menyatakan bahwa ia tetap berada di Damaskus bersama keluarganya, bahkan selama masa-masa terburuk dalam konflik, dan terus menghadapi ancaman dari serangan kelompok militan yang bergerak maju selama lebih dari 13 tahun.
Presiden yang digulingkan tersebut menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang tidak pernah menginginkan kekuasaan pribadi, melainkan memandang perannya sebagai bagian dari proyek nasional yang didukung oleh rakyat Suriah.