Perayaan ini dimeriahkan dengan pameran berjudul Indonesia: Kesempatan Terbaru di Bumi, yang menampilkan koleksi fosil Homo Erectus dari berbagai museum seperti Museum Sangiran dan Museum Biologi Batu. Salah satu fosil yang menarik perhatian adalah S17, yang dianggap sebagai "mahakarya" pameran tersebut.
Selain fosil Homo Erectus, pameran ini juga memamerkan fosil fauna purba seperti Mastodon dan Stegodon Trigonoscephalus. Koleksi ini memberikan gambaran tentang ekosistem Nusantara jutaan tahun yang lalu, di mana berbagai spesies hidup berdampingan dalam lingkungan yang dinamis.
“Pameran ini tidak hanya memperlihatkan kekayaan sejarah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dan sejarah,” tambah Fadly Zon.
Indonesia, Laboratorium Alam Sejarah Global
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan juga menyampaikan bahwa koleksi fosil yang dimiliki Indonesia menjadi bukti penting dalam teori evolusi global, termasuk teori Out of Africa. Fadly Zon menegaskan bahwa Nusantara dapat dianggap sebagai salah satu titik awal yang signifikan dalam perjalanan evolusi manusia.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Dorong Penetapan Hari Komedi Nasional untuk Rayakan Seni Tertawa
“Penemuan Homo Erectus oleh Eugene Dubois adalah bukti bahwa Indonesia memiliki peran kunci dalam sejarah peradaban dunia. Ini adalah warisan luar biasa yang harus kita jaga dan promosikan,” ujar Fadly.