Asupan giziku campuran nanah dan amarah
Tapi, aku menjadi dewasa dan perkasa
Luka itu api, bisa membakar
Luka itu pelita, bisa bercahaya
Aku tumbuh di belukar penuh ranjau tetap tegak mesti dihunus pisau
Aku bernafas, hembusanku menghalau ancaman dan rintangan
Aku mendengus, dengusanku melabrak segala kejahatan
Seribu lembing menombak lambungku
Seribu luka menjadi lukisan di tubuhku
Tapi, meski tubuhku penuh tatu, aku tidak membeku tidak membatu
Aku melawan! Membusukkan siasat licik penuh kebohongan
Ya, luka itu bara
Luka itu energi
Luka itu api
Luka itu cahaya
Maka, aku bertanya
Jika hari ini putaran sejarah berulang lagi
Pertanyaanku, apa kalian pasrah dininabobokkan akal-akalan yang memalukan
Apa kalian pasrah? Tidak
Apa kalian akan membiarkan pengkhianatan yang terang benderang? Tidak
Apa kalian tetap mlungker ketika rakyat menelan tipuan demi tipuan?
Apa kalian tidak terjaga dan melawan, ketika bangsa dan negara dikangkangi ambisi perpanjangan kekuasaan semata-mata?
Apa kalian tidak melawan? Me la wan
Ya, meskipun luka itu bara, luka itu energi
Luka itu api, luka itu cahaya
Kita, kita yang dipahati luka, tetaplah menjadi pelita
Mengusir kegelapan bangsa dan negara
Kita harus tetap terjaga
Yogyakarta, 2 Januari 2025.