Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok Hamas telah mencapai kesepakatan, menurut keterangan para mediator pada Rabu, 15 Januari 2025. Gencatan senjata ini akan diberlakukan mulai Minggu, 19 Januari 2025.
Kesepakatan tersebut tentu saja menandai berakhirnya konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan dan menyebabkan puluhan ribu warga Palestina kehilangan nyawa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Kesepakatan tersebut mencakup penarikan secara bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza, wilayah di mana militer Israel telah dituduh melakukan pelanggaran berat dan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas juga setuju untuk membebaskan para sandera yang mereka tawan sejak serangan ke Israel pada 7 Oktober. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakini bahwa usulan gencatan senjata di Jalur Gaza yang disampaikannya pada Mei 2024 akan segera terwujud sebelum masa jabatannya berakhir. (Antara)
Para mediator akan bekerja sama dengan Israel dan Hamas untuk memastikan langkah-langkah implementasi kesepakatan gencatan senjata tersebut berjalan dengan baik. Apa saja detail syarat dan ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata ini?
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pemerintah Amerika Serikat (AS), kesepakatan gencatan senjata ini dibagi menjadi tiga tahap utama.
Tahap pertama mencakup penghentian total pertempuran dan penarikan pasukan Israel dari area padat penduduk di Gaza. Hamas diwajibkan membebaskan 33 sandera, termasuk perempuan, anak-anak, pria berusia di atas 50 tahun, dan warga AS yang menjadi sandera.