Severity: Warning
Message: preg_match(): Unknown modifier 'B'
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 240
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/Article_lib.php
Line: 240
Function: preg_match
File: /www/ntvweb/application/libraries/Article_lib.php
Line: 163
Function: tag_link
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 60
Function: content
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Severity: Warning
Message: preg_match(): Unknown modifier 'K'
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 240
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/Article_lib.php
Line: 240
Function: preg_match
File: /www/ntvweb/application/libraries/Article_lib.php
Line: 163
Function: tag_link
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 60
Function: content
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Severity: Warning
Message: Invalid argument supplied for foreach()
Filename: libraries/General.php
Line Number: 87
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Ntvnews.id, Jakarta - Komisi II DPR RI mengundang Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, untuk membahas permasalahan pertanahan pada hari ini, Kamis, 30 Januari 2025.
Pemanggilan tersebut bertujuan untuk mendiskusikan penerbitan sertifikat hak milik (SHM) dan surat hak guna bangunan (SHGB) di wilayah pesisir Tangerang, Banten.
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB, Mohammad Toha, meminta Nusron segera menuntaskan dugaan 48 ribu kasus mafia tanah di Indonesia. Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah penerbitan SHM dan SHGB di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Toha menekankan bahwa persoalan pertanahan harus menjadi prioritas bagi Menteri ATR/BPN karena dampaknya yang sangat luas. Masalah ini kerap merugikan masyarakat, terutama dalam konflik lahan antara warga dan perusahaan.
Ia juga menggarisbawahi beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian sengketa tanah. Pertama, perlunya pembenahan data spasial bidang tanah yang masih belum optimal.
Menurutnya, masalah ini perlu mendapat perhatian serius karena belum semua Kantor Pertanahan melakukan perbaikan data, proses pembenahan masih sporadis, infrastruktur pertanahan terbatas, serta masih terdapat bidang tanah yang belum terpetakan secara menyeluruh.