Ntvnews.id
Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, menyatakan bahwa pihaknya telah mendatangi lokasi, termasuk dapur yang memproduksi makanan untuk MBG di Kecamatan Cianjur. Mereka juga membawa sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami sudah meminta klarifikasi dan keterangan dari 10 orang mulai dari penanggungjawab CV, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Cianjur, Ahli Gizi SPPG, tiga orang staf, tim pengemas, dan dua orang kurir pengantar makanan," ujarnya.
Untuk mengungkap penyebab keracunan massal yang dialami puluhan siswa, Polres Cianjur melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dan Labkesda Provinsi Jawa Barat.
Mereka tengah melakukan uji cepat terhadap sampel makanan yang disita. Dalam proses penyelidikan, kepolisian tetap mengedepankan prinsip praduga tidak bersalah dan menunggu hasil dari uji laboratorium yang tengah berlangsung.
Baca juga: Prabowo Sebut Perputaran Uang di Desa karena MBG Sampai Rp 6 Miliar
"Kami tunggu hasil pemeriksaan laboratorium keluar guna memastikan penyebab keracunan dan segera kami informasikan kembali kalau sudah ada hasil pemeriksaan," katanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur memastikan bahwa puluhan siswa yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sempat dirawat di dua rumah sakit di Cianjur kini sudah diperbolehkan pulang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya, menyebutkan bahwa total korban yang dirawat di RSUD Sayang dan RS Bhayangkara Cianjur mencapai 79 orang. Semua korban kini terus dipantau dan mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan.
"Total 79 siswa terdiri dari siswa MAN I sebanyak 60 orang dan SMP PGRI I sebanyak 19 orang, saat ini seluruhnya sudah pulang ke rumahnya masing-masing dan tetap mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat," ujarnya.