1 Siswa Nakal Kabur Jelang Pembinaan Militer di Purwakarta

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Mei 2025, 16:58
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Program pembinaan karakter bagi siswa bermasalah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyisakan insiden tak terduga. Dari total 40 siswa yang dijadwalkan mengikuti pembinaan di barak militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, satu siswa dilaporkan kabur dan belum ditemukan hingga Kamis, 1 Mei 2025.

Sebanyak 39 siswa lainnya telah resmi diserahkan ke Batalyon Armed 9 TNI AD untuk menjalani program pembinaan selama dua pekan. Mereka dijemput menggunakan truk milik TNI dan diantar langsung oleh orang tua masing-masing.

“Ya, mulai hari ini kita serah terima. Orang tuanya menitipkan ke pemerintah daerah, kami serahkan ke Resimen Armed 1. Jumlahnya 39, awalnya 40, tapi satu siswa tidak datang, ini sedang dicari orang tuanya,” kata Bupati Purwakarta Saepul Bahri Zein dalam keterangan resminya.

Program ini ditujukan untuk siswa-siswa yang terlibat berbagai bentuk kenakalan remaja, mulai dari membolos, tawuran, hingga penyalahgunaan narkoba. Meski demikian, para siswa tetap mendapat pendidikan formal melalui kurikulum khusus yang disesuaikan.

“Mereka tetap belajar, hanya kelasnya saja yang pindah sementara. Di sini mereka akan dilatih kedisiplinan dan mentalnya, juga diberikan motivasi. Mudah-mudahan mereka kembali dengan perubahan yang positif,” ujar Zein.

Zein menambahkan, langkah ini diambil tanpa menunggu dasar hukum khusus, karena situasi dinilai sudah darurat. “Kalau sudah bacok teman, bahkan bacok orang tua, masa kita masih mau menunggu payung hukum?” tegasnya.

Kolonel Arm Roni Junaidi, Danmen Armed 1 Kostrad, menjelaskan bahwa para siswa akan mengikuti rutinitas harian khas militer mulai dari salat subuh, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, hingga konseling dan pembinaan spiritual.

"Mereka akan mendapatkan kurikulum karakter, bela negara, psikologi, dan spiritualitas. Semua dirancang kolaboratif antara TNI, Polri, Pemda, psikolog anak, dan instansi terkait," jelas Roni.

Program ini bertujuan membentuk generasi muda yang disiplin, berakhlak, dan cinta tanah air. Selama 14 hari, mereka akan ditempa dalam lingkungan yang tegas namun edukatif. Sementara itu, para orang tua menyambut baik inisiatif ini.

"Anak saya susah sholat, sekolah pun malas. Di rumah enggak mempan dinasihati. Saya harap setelah dari sini bisa berubah jadi lebih baik," ungkap ES, orang tua siswa.

Pihak berwenang masih terus mencari siswa yang kabur, sementara 39 lainnya kini menjalani pembinaan intensif di barak militer.

x|close