Ledakan Garut: Detik-detik Petugas TNI Masukkan Puluhan Mortir untuk Dimusnahkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Mei 2025, 10:10
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Anggota TNI memasukkan amunisi kedaluwarsa ke lubang untuk dimusnahkan. Anggota TNI memasukkan amunisi kedaluwarsa ke lubang untuk dimusnahkan.

Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak 13 orang tewas akibat ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Korban merupakan prajurit TNI dan warga sipil.

Para prajurit TNI yang tewas, berada di lokasi kejadian karena tengah melakukan pemusnahan. Sementara warga, datang ke tempat kejadian perkara (TKP) hingga akhirnya jadi korban, karena memang terbiasa mengumpulkan sisa logam dari amunisi yang dimusnahkan, untuk selanjutnya dijual. 

Seiring dengan peristiwa tragis ini, beredar di media berbagai dokumentasi terkait ledakan. Mulai dari beragam video hingga foto.

Adapun foto yang menjadi sorotan, ialah momen jelang pemusnahan amunisi. Terlihat puluhan amunisi dijejerkan oleh petugas TNI. Amunisi berupa mortir itu, dijejerkan membentuk lingkaran.

Amunisi disusun di atas lubang yang telah mereka buat. Ada setidaknya enam orang dalam foto. Mereka semuanya diperkirakan merupakan anggota TNI yang bertugas melakukan pemusnahan.

Nampak salah satu anggota TNI seperti hendak menurunkan amunisi yang hendak dimusnahkan. Amunisi diturunkan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang yang telah digali. Lubang sendiri terlihat berkedalaman nyaris setinggi dada petugas yang memasukkan amunisi.

Nampak lubang itu cukup besar. Terlihat petugas lainnya ikut membantu proses penurunan mortir.

Sebelumnya, empat prajurit TNI turut menjadi korban tewas akibat ledakan amunisi kedaluwarsa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin, 13 Mei 2025. Mereka merupakan anggota TNI Angkatan Darat (AD).

Mereka ada di lokasi, karena merupakan petugas yang melaksanakan pemusnahan. Salah satu yang tewas ialah Kepala Gudang Amunisi 3 Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad), Kolonel Cpl. Antonius Hermawan. Antonius. Lalu ada Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan.

Adapun selain prajurit TNI, warga sipil juga korban dalam peristiwa ini. Ada sembilan warga yang tewas akibat ledakan amunisi kedaluwarsa.

Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi warga sipil bisa ikut tewas kemungkinan karena terkena ledakan susulan dari amunisi yang dimusnahkan.

Warga memang biasa mendatangi lokasi guna mencari keuntungan dari mengumpulkan logam bekas hasil ledakan amunisi yahh dimusnahkan.

"Memang biasanya di sana apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambi sisa-sisa peledakan tadi, apakah sisa-sisa logamnya yang dikumpulkan, tembaga, atau besi bekas granat, mortir," ujar Kristomei.

"Mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat datang ke sana terjadi ledakan susulan," imbuhnya.

Dalam rekaman video yang beredar, memang nampak sejumlah warga berbondong-bondong ke lokasi ledakan. Mereka seperti balapan menggunakan sepeda motor, untuk sampai ke titik lokasi usai ledakan terjadi.

Kristomei menegaskan, amunisi kedaluwarsa berbahaya karena dapat meledak sewaktu-waktu. Karenanya, pemusnahan pun dilakukan.

Adapun lokasi pemusnahan amunisi adalah tanah milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut. Kristomei mengatakan lahan tersebut rutin digunakan untuk pemusnahan amunisi kedaluwarsa.
 

x|close