Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan pertemuan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon, sejumlah organisasi masyarakat (ormas), dan perwakilan kontraktor asal Tiongkok, Chengda Engineering Co, viral di media sosial.
Pertemuan tersebut memperlihatkan adanya permintaan langsung dari Kadin dan ormas lokal agar dilibatkan dalam proyek pembangunan pabrik Chandra Asri Alkali (CAA) di Cilegon, Banten. Video tersebut viral di media sosial, salah satunya akun TikTok @faktabanten.co.id,
Tampak Ketua Kadin Cilegon Muhamad Salim atau yang akrab disapa Abah Salim, bersama perwakilan HIPPI Kota Cilegon, HIPMI Baja, GAPENSI, dan HNSI, menyuarakan aspirasi mereka kepada pihak Chengda. Mereka menuntut agar proyek bernilai triliunan rupiah tersebut dapat melibatkan pelaku usaha lokal secara signifikan.
"Tanpa ada lelang, porsinya harus jelas. Rp5 triliun untuk Kadin, atau Rp3 triliun untuk Kadin tanpa lelang," kata Abah Salim dalam pertemuan yang terekam dalam video tersebut, bahkan terlihat sesekali menggebrak meja sebagai bentuk penegasan.
Permintaan itu disampaikan secara langsung melalui penerjemah kepada pihak Chengda. Dalam terjemahan yang disampaikan, disebutkan bahwa Kadin ingin mengetahui secara pasti persentase pekerjaan yang bisa diberikan kepada pengusaha lokal.
"Langsung saja kepada kami pekerjaan tentang berapa persen sekitar proyek CAA ini, dan kemudian Kadin akan menyaring siapa yang memenuhi syarat untuk mendukung Chengda," ujar sang penerjemah.
Pihak Chengda Engineering merespons dengan menyatakan bahwa mereka bersedia melakukan kerja sama jika pihak lokal mampu menunjukkan kemampuan dan bukti konkret kontribusi yang bisa diberikan.
"Sebenarnya bagaimana cara mengatakan bagaimana cara melakukan subkontrak, saya akan berbagi dengan Anda. Namun bagaimana cara mengatakan untuk membuktikan apa yang dapat Anda lakukan," ucap perwakilan Chengda dalam bahasa Inggris.
Abah Salim mengeluhkan bahwa meskipun telah dilakukan beberapa kali pertemuan sebelumnya, komitmen dari pihak Chengda untuk melibatkan pengusaha lokal belum juga terealisasi.
“Sejak beberapa kali pertemuan sampai saat ini, apa yang dijanjikan belum pernah ada yang terealisasi,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung nilai total proyek yang disebut mencapai Rp17 triliun. Dari jumlah tersebut, menurutnya, baru sekitar Rp1 triliun yang digelontorkan untuk kegiatan lokal.
"Artinya masih ada Rp15 triliun. Dari Rp15 triliun itu, berapa yang bisa dibagikan untuk lokal? Itu saja poinnya," ujar Salim.
Video yang merekam pertemuan ini sontak menuai perhatian publik. Sebagian netizen menyebut langkah Kadin dan ormas sebagai bentuk keberanian memperjuangkan kepentingan lokal, namun tak sedikit pula yang mengkritik cara penyampaian tuntutan tersebut yang dinilai terlalu frontal.