Ntvnews.id, Magelang - Ribuan umat Buddha berkumpul di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin malam, 12 Mei 2025 untuk mengikuti detik-detik perayaan Waisak 2569 BE/2025 yang berlangsung dengan khidmat.
Ketua Umum Mahabhudi, Biksu Samanta Kusala Mahastavira, dalam keterangannya di Magelang pada Selasa, 13 Mei 2025, menyampaikan bahwa setelah mengikuti momen puncak peringatan Waisak, masing-masing majelis keagamaan secara bergiliran membacakan doa-doa.
Detik-detik Waisak ditandai dengan pemukulan gong tepat pada pukul 23.55.29 WIB, yang berlangsung di altar utama kawasan pelataran Candi Borobudur. Dalam suasana yang penuh kekhusyukan, para biksu dan umat Buddha melafalkan doa serta parita suci untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam ajaran Buddha.
Baca Juga: Viral Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek Rp5 Triliun dari Pembangunan Chandra Asri Alkali
Ia mengatakan mengiringi detik-detik Waisak untuk memperingati tiga momentum penting yaitu kelahiran orang suci, pencapaian kebuddhaan dan meninggalnya Buddha Gautama. Para biksu dan umat Buddha melantumkan doa dan parita suci.
Dalam perayaan tahun ini, tema Waisak yang diusung adalah "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia." Menurut Biksu Samanta, tema tersebut mencerminkan situasi global saat ini yang diwarnai berbagai konflik dan ketegangan.
"Tema ini sangat relevan pada zaman sekarang ini di mana kita tahu kondisi di dunia ini sedang mengalami berbagai konflik," katanya.
Baca Juga: Seskab Teddy dan Dubes Australia Bahas Kunjungan PM Albanese ke Indonesia
Selain mengikuti prosesi utama, umat Buddha yang hadir juga memperoleh air berkah yang digunakan sebagai sarana puja bakti kepada Triratna, yang dilantunkan dengan ayat-ayat suci. Air tersebut menjadi simbol kerendahan hati yang diyakini membawa kesejukan bagi pertumbuhan spiritual umat manusia.
Sebagai penutup dari rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE/2025, para biksu dan umat Buddha melakukan pradaksina atau ritual mengelilingi Candi Borobudur, sebagai bentuk penghormatan dan kontemplasi spiritual.
(Sumber: Antara)