Gibran Dihujat Netizen Usai Tanam Padi Sambil Diinjek di Ngawi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Mei 2025, 18:23
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Gibran Gibran (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan warganet usai mengunggah video kunjungan kerjanya ke Desa Gempel, Ngawi, Jawa Timur, di akun TikTok resminya. Alih-alih menuai pujian, video yang menunjukkan Gibran turun ke sawah justru memicu gelombang kritik dan candaan di media sosial.

Dalam unggahan tersebut, Gibran tampak ikut menanam padi menggunakan alat pertanian modern. Namun, caranya mendorong mesin tanam sambil berjalan maju di lahan sawah memicu pertanyaan tajam dari warganet. Banyak yang menyebut metode tersebut "keliru" karena dinilai akan menginjak tanaman padi yang baru ditanam.

"Gak efektif pak, keinjek lagi padi yang udah ditanam," sindir warganet. 

“Ini paspamresnya apa g di bilangin bagaimana cara memakai alat tanam padi itu Sdh orangnya kosong di biarkan pagi tambah kelihatan kosongnya,” ungkap yang lain. 

“Mas Gibran kok malah diinjak injak padinya kualitas rendah nanti,” timpal warganet. 

Video itu pun langsung viral, dengan ratusan komentar mempertanyakan keautentikan aksi sang wakil presiden dan menudingnya sekadar "gimmick politik". Tagar seperti #tandur dan #gimmicktanampadi pun sempat naik di linimasa.

Kegiatan tanam padi ini merupakan bagian dari kunjungan resmi Gibran pada Sabtu, 24 Mei 2025. Ia hadir bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta jajaran pejabat TNI-Polri dan pemerintah daerah. 

Dalam kunjungan tersebut, pemerintah juga menyerahkan bantuan pertanian berupa 1 unit combine harvester dan 13 unit traktor roda dua kepada para petani di Desa Gempel.

Gibran, dalam keterangannya, menyebut bahwa pemanfaatan teknologi seperti Rice Transplanter menjadi salah satu kunci Indonesia mencapai stok beras nasional 3,9 juta ton dan mendorong upaya swasembada pangan.

Namun, insiden ini menunjukkan satu hal: meskipun teknologi pertanian terus berkembang, komunikasi publik mengenai penggunaannya perlu diperjelas. Dalam era media sosial, persepsi bisa lebih cepat viral ketimbang fakta teknis.

Kritik terhadap Gibran menjadi refleksi bahwa pejabat publik perlu lebih hati-hati dalam menampilkan aksi simbolis, agar tidak terjebak menjadi bahan sindiran digital. Di sisi lain, publik juga diajak untuk lebih melek teknologi pertanian agar tidak salah kaprah dalam menilai proses modernisasi sektor pangan.

TERKINI

Load More
x|close