Ntvnews.id, Jakarta - Elon Musk, CEO Tesla dan salah satu tokoh teknologi paling berpengaruh di dunia, secara resmi mengundurkan diri dari pemerintahan Donald Trump.
Keputusan mengejutkan ini datang setelah masa pengabdiannya di Departemen Efisiensi Pemerintah AS, sebuah peran yang ia emban untuk memangkas pengeluaran federal dan meningkatkan efisiensi birokrasi.
Melansir dari Reuters, pengunduran diri Elon Musk efektif mulai Rabu, 28 Mei 2025 malam dan terjadi secara mendadak, tanpa pertemuan langsung dengan Presiden Trump.
Langkah ini diambil hanya sehari setelah Musk secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang pajak baru yang didorong oleh Trump, dengan menyebutnya sebagai kebijakan boros dan kontra-produktif terhadap efisiensi pemerintah.
Komentar tersebut dikabarkan memicu kemarahan di kalangan pejabat senior Gedung Putih, termasuk Wakil Kepala Staf Stephen Miller.
Elon Musk (Istimewa)
Pemerintah bahkan harus melakukan komunikasi ulang dengan senator dari Partai Republik untuk menjaga dukungan terhadap kebijakan fiskal yang tengah diajukan.
Sejak awal, kehadiran Musk di lingkaran pemerintahan Trump disambut sebagai angin segar. Ia tampil sebagai figur antikonvensional yang berani mengguncang tatanan lama.
Pada Konferensi Aksi Politik Konservatif, Musk bahkan mengacungkan gergaji mesin merah sebagai simbol perang terhadap birokrasi.
Ia sempat berjanji akan memangkas pengeluaran federal dan menghapus hak kerja dari rumah yang diberlakukan selama pandemi.
Namun, seiring waktu, metode Musk mulai dianggap terlalu ekstrem. Beberapa menteri kabinet yang awalnya mendukungnya mulai menjaga jarak. Bahkan, Presiden Trump sendiri mengingatkan bahwa wewenang keputusan kepegawaian tetap berada di tangan para menteri, bukan di tangan Musk.