Ntvnews.id, Washington DC - Seorang imigran tanpa dokumen resmi di Amerika Serikat ditahan setelah mengirimkan surat ancaman kepada pemerintah AS, yang menyatakan niatnya untuk membunuh Presiden Donald Trump.
Pria bernama Ramon Morales-Reyes, berusia 54 tahun, menulis surat dengan tangan yang berisi ancaman akan “menembak kepala presiden Anda yang berharga” sebelum secara sukarela kembali ke tanah kelahirannya di Meksiko.
Saat ini, Morales-Reyes ditahan oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) di negara bagian Wisconsin, dengan proses deportasi yang masih berlangsung, menurut pernyataan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).
"Morales-Reyes memiliki riwayat kriminal, termasuk sejumlah penangkapan dan beberapa kali percobaan masuk ke AS secara ilegal," ungkap pernyataan dari DHS, dikutip dari NY Post, Senin, 2 Juni 2025.
Baca Juga: Pengadilan AS Tunda Putusan, Tarif Trump Masih Berlaku
Sekretaris DHS, Kristi Noem, menyatakan, "Berkat kerja keras petugas ICE, seorang imigran ilegal yang mengancam keselamatan Presiden Trump kini telah diamankan di balik jeruji besi."
Surat ancaman tersebut diterima oleh pihak berwenang pada 21 Mei. Dalam siaran pers, DHS menyertakan salinan surat yang ditulis dengan tinta biru di atas kertas bergaris. Dalam surat itu, Morales-Reyes menyampaikan ketidakpuasan terhadap Presiden Trump yang menurutnya mempermainkan warga Meksiko.
"Anda telah mendeportasi keluarga saya dan saya rasa sudah waktunya Donald J. Trump mendapatkan pembalasannya," tulisnya dalam surat tersebut.
Di bagian akhir surat, ia menuliskan: "Saya akan menemuinya di salah satu acara publiknya."
Morales-Reyes ditangkap keesokan harinya setelah surat tersebut diterima oleh pihak berwenang. Catatan menunjukkan bahwa ia telah mencoba menyusup ke AS secara ilegal sebanyak sembilan kali antara tahun 1998 hingga 2005, dan pernah ditangkap karena kasus tabrak lari.
Baca Juga: Kelakar Trump Ingatkan Putin Soal Kejatuhan Rusia
Dalam kampanye pemilihannya, Presiden Trump berjanji akan menggunakan militer untuk mendukung deportasi massal, dan kebijakan imigrasi pemerintahannya dikenal agresif terhadap pendatang tanpa dokumen.
Pernyataan Morales-Reyes soal keinginannya untuk dideportasi tampaknya merujuk pada program sukarela yang diumumkan DHS, yang menawarkan insentif hingga US$1.000 dan tiket perjalanan gratis bagi imigran yang bersedia meninggalkan AS secara sukarela.