Jamaah Calon Haji Indonesia Bersiap Menuju Arafah Mulai 4 Juni 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jun 2025, 20:15
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. (Antara)

Ntvnews.id, MekkahKementerian Agama Republik Indonesia menyampaikan bahwa jamaah calon haji asal Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Dzulhijah 1446 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 4 Juni 2025. Pemberangkatan ini menjadi bagian awal dari rangkaian puncak ibadah haji.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, mengatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan berbagai aspek teknis dan strategi agar seluruh jamaah dapat diberangkatkan secara tertib dan aman menuju Arafah.

"Kami menyusun berbagai skema mitigasi pergerakan jamaah, untuk memastikan seluruh jamaah terangkut ke Arafah. Jangan sampai ada yang tertinggal, tercecer, bahkan terabaikan," ujar Hilman di Mekkah, Senin, 2 Juni 2025.

Ia memaparkan bahwa terdapat tiga skema utama untuk mobilisasi jamaah ke kawasan Armuzna, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Skema pertama adalah skema reguler, di mana jamaah diberangkatkan dari Makkah ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Setelah matahari terbenam, mereka akan menuju Muzdalifah untuk menjalani mabit (bermalam), lalu pada tengah malam bergerak ke Mina untuk mabit hingga tanggal 12 atau 13 Dzulhijah.

"Ini (pergerakan reguler) akan diikuti sekitar 67 persen atau sekitar 136 ribu calon haji Indonesia," jelas Hilman.

Skema kedua adalah Murur, di mana setelah wukuf di Arafah dan masuk waktu Maghrib, jamaah melintasi Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan dan langsung menuju Mina. Skema ini akan diterapkan untuk sekitar 33 persen jamaah, atau sekitar 60 ribu orang.

Skema ketiga adalah Tanazul, yang diperuntukkan bagi jamaah yang akan melempar jumrah pada 10 Dzulhijah setelah menyelesaikan wukuf dan mabit di Muzdalifah, kemudian kembali ke hotel tanpa bermalam di Mina.

"Mereka adalah jamaah yang tinggal di hotel sekitar wilayah Syisyah dan Raudhah," tambahnya.

Para peserta Tanazul nantinya akan kembali ke Jamarat untuk melaksanakan pelemparan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah. Sebanyak 37 ribu jamaah diperkirakan akan mengikuti skema ini.

Hilman menjelaskan bahwa skema Murur dan Tanazul dirancang untuk mengurangi kepadatan di Muzdalifah dan Mina, dan sudah melalui kajian mendalam yang menyatakan kedua skema ini tetap sesuai dengan tuntunan syariat haji.

Untuk jamaah lanjut usia, penyandang disabilitas, serta yang memiliki penyakit penyerta, pemerintah juga menyiapkan layanan khusus bernama Safari Wukuf. Mereka akan didampingi oleh tenaga medis dan petugas ibadah, serta disediakan akomodasi khusus berupa hotel transit guna memastikan kelancaran dan kenyamanan menjalani rukun haji.

Lebih lanjut, Hilman menjabarkan tahapan pergerakan jamaah selama puncak haji.

"Pertama, dari Mekkah ke Arafah. Pergerakan ini akan dilakukan dalam tiga trip," jelasnya.

Seluruh jamaah dijadwalkan sudah berada di Arafah pada 9 Dzulhijah atau 5 Juni 2025 untuk menjalankan wukuf. Setelah itu, mereka akan dipindahkan ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 waktu Arab Saudi. Jamaah yang mengikuti skema reguler akan bermalam di Muzdalifah.

"Dari Muzdalifah ke Mina, jamaah akan dilayani bus dengan sistem taraddudi (bolak balik) Muzdalifah-Mina, hingga menjelang Subuh," ujar Hilman.

Setelah menyelesaikan mabit di Mina, jamaah yang memilih nafar awal maupun nafar tsani akan kembali ke Makkah secara bertahap.

"Semua pergerakan ini kami sesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan realitas di lapangan," tutupnya.

(Sumber: Antara)

x|close