IMF Proyeksi Pengangguran RI Sampai 5 Persen, PCO Beberkan Angkanya Turun Menurut BPS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Jun 2025, 19:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala PCO Hasan Nasbi Kepala PCO Hasan Nasbi (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terkait potensi angka pengangguran Indonesia yang disebut bisa mencapai 5 persen. Menurut Hasan, pemerintah memandang serius setiap masukan dari lembaga-lembaga internasional sebagai dasar pengambilan kebijakan.

“Ya analisis dari lembaga-lembaga seperti IMF tentu jadi masukan yang sangat penting bagi pemerintah untuk antisipasi, untuk menjaga supaya kita tetap baik ekonominya, menjaga supaya pertumbuhannya juga lebih baik lagi. Ini masukan lah,” ujar Hasan saat konferensi pers di Kantor PCO, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.

Meski demikian, Hasan mengungkapkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) justru menunjukkan tren positif dalam sektor ketenagakerjaan. Ia menegaskan bahwa angka pengangguran terbuka justru mengalami penurunan.

“Kalau menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun. Bulan ini, sampai bulan ini justru angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,8 ke 4,7. 4,82 ke 4,76. Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun,” jelasnya.

Baca Juga: Menaker Yassierli Tanggapi Proyeksi IMF Sebut Pengangguran Indonesia Bisa Capai 5 Persen

Selain itu, Hasan juga menyoroti peningkatan jumlah pekerja penuh waktu yang menunjukkan dinamika positif di pasar kerja nasional.

“Angka pekerja penuh waktu, kayak kalian ini, pekerja penuh waktu itu naik. Angka pekerja penuh waktu itu naik dari 65,6 jadi 66,2. Hampir 1 persen,” ujarnya.

Data BPS juga mencatat penurunan angka setengah pengangguran. “Yang setengah pengangguran itu juga turun. Dari 8,5 menjadi 8,8 persen,” tambahnya.

Namun, ia mengakui adanya tambahan pengangguran absolut sekitar 83 ribu orang. Menurutnya, lonjakan ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja (PHK), tetapi juga karena bertambahnya usia produktif yang baru memasuki dunia kerja.

“Memang pengangguran absolut nih, pengangguran absolut itu kira-kira ada tambahan sekitar 83 ribu orang. Tapi ini juga tidak hanya karena orang PHK, tapi juga naiknya orang-orang di usia angkatan kerja jumlah. Saya tiba-tiba dari anak sekolah, selesai sekolah, jadi angkatan kerja baru kan, belum dapat kerja. Jadi itu yang disebut dengan pengangguran absolut, jumlahnya bertambah 83 ribu karena ada usia-usia yang masuk ke dalam usia kerja,” terang Hasan.

Baca Juga: Lunasi Utang Rp55,8 Triliun, Nigeria Jadi Negara Bebas Utang IMF

Meski ada tantangan, ia menilai kondisi ketenagakerjaan saat ini masih dalam level yang bisa dikelola dengan baik dan patut menjadi dasar optimisme nasional.

“Jadi sejauh ini, indikator-indikator yang seperti ini, kita masih cukup baik. Dan masih cukup untuk membuat bangsa kita optimis. Dan ke depan tentu pemerintah akan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan,” tegasnya.

Sebagai informasi, IMF memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia mencapai 5,0 persen pada 2025, menjadikannya yang terbesar kedua di Asia. Indonesia hanya di bawah China yang diprediksi tetap di angka 5,1 persen.

Proyeksi IMF menempatkan Indonesia di atas India (4,9 persen), Filipina (4,5 persen), dan sejumlah negara Asia lainnya yang memiliki tingkat pengangguran lebih rendah.IMF mencatat tingkat pengangguran Indonesia sebesar 4,9 persen pada 2024.

Angka itu diperkirakan naik menjadi 5 persen pada 2025 dan mencapai 5,1 persen pada 2026. Berikut proyeksi tingkat pengangguran 2025 untuk negara berkembang Asia:

  • China 5,1 persen
  • Indonesia 5 persen
  • India 4,9 persen
  • Filipina 4,5 persen
  • Malaysia 3,2 persen
  • Vietnam 2 persen
  • Thailand 1 persen

x|close