Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa kesepakatan dagang terbaru antara AS dan China telah mencapai tahap akhir usai pertemuan tingkat tinggi dua hari di London. Pernyataan tersebut ia sampaikan lewat unggahan di platform media sosial Truth Social, seperti dilaporkan BBC pada Rabu, 11 Juni 2025.
"Perjanjian dengan China telah rampung, tinggal menunggu persetujuan akhir dari saya dan Presiden Xi," tulis Trump dalam unggahannya.
Ia juga menyoroti komitmen China untuk menyediakan pasokan mineral tanah jarang bagi Amerika Serikat.
"Segala jenis magnet dan mineral tanah jarang yang dibutuhkan akan dipenuhi terlebih dahulu oleh China. Begitu pula sebaliknya, kami akan memenuhi kewajiban kami, termasuk menerima mahasiswa Tiongkok di perguruan tinggi dan universitas di AS, sesuatu yang selalu saya dukung," tambah Trump.
Baca Juga: Trump Menang, Pengadilan Banding AS Izinkan Tarif Impor Tetap Berlaku Sementara
Sikap optimistis Trump juga diamini oleh pejabat Perdagangan AS, Howard Lutnick, yang menyebut kesepakatan ini sebagai kerangka awal dari kesepahaman yang dicapai di Jenewa.
"Kami sudah menyusun kerangka pelaksanaan atas konsensus yang tercapai di Jenewa," kata Lutnick kepada wartawan di London.
"Begitu disetujui oleh kedua presiden, kami akan mulai menerapkannya," sambungnya.
Wakil Menteri Perdagangan China, Li Chenggang, juga menyatakan hal senada. Dalam pernyataannya, ia mengatakan kedua negara pada prinsipnya telah menyepakati kerangka implementasi dari hasil pembicaraan telepon antara para pemimpin pada 5 Juni dan pertemuan lanjutan di Jenewa.
Baca Juga: Trump Kerahkan Tentara ke LA, Gubernur California Ngamuk: Marinir Bukan Pion Politik!
Kesepakatan ini muncul setelah kedua pihak sebelumnya menyetujui gencatan senjata tarif pada Mei, yang menurunkan tarif impor AS terhadap barang-barang China menjadi 30%, dan bea masuk China terhadap produk AS menjadi 10%. Namun, setelah itu kedua negara sempat saling menyalahkan atas pelanggaran komitmen non-tarif.
Menjelang pertemuan di London, AS menuduh China memperlambat ekspor tanah jarang yang krusial untuk industri teknologi. Sebaliknya, Beijing menuding Washington telah melanggar kesepakatan dengan membatasi akses perusahaan Tiongkok ke perangkat lunak desain chip serta mencabut visa pelajar asal China.
Meski Trump menyatakan bahwa perjanjian telah diselesaikan, ia menegaskan bahwa pelaksanaannya tetap menunggu persetujuan resmi dari dirinya dan Presiden Xi Jinping.