Kurniawan Dwi Yulianto Gabung PSPS, Lunasi Hutang atau Sekadar Pelarian?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Jun 2025, 16:15
thumbnail-author
Marco Tampubolon
Penulis & Editor
Bagikan
Kurniawan Dwi Yulianto (kiri) dan Indra Sjafri (kanan). Kurniawan Dwi Yulianto (kiri) dan Indra Sjafri (kanan). (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Kurniawan Dwi Yulianto telah menentukan pelabuhannya. Legenda hidup timnas Indonesia itu tidak akan kembali ke Como, kota kecil nan indah di utara Italia. 

Petualangannya sebagai pelatih tim usia muda Como 1907 berakhir sejak kepulangannya ke Tanah Air, Februari lalu. Awalnya, Kurus--julukan Kurniawan Dwi Yulianto--pulang untuk memenuhi Garuda Calling'. Ya dia diminta jadi pelatih striker untuk timnas U-20 besutan Indra Sjafri. 

Baca juga: Meski Sulit, Kurniawan Dwi Yulianto Akhirnya Tinggalkan Como Demi Timnas Indonesia

Sayang, Garuda Muda gagal memenuhi target yang dibebankan. Timnas Indonesia U-20 gagal menembus fase knock out dan harus melupakan mimpi untuk tampil di Piala Dunia U-20 Chile. 

Tim lalu dibubarkan dan Kurniawan mantap bertahan di Tanah Air. 

Tidak sedikit yang berharap Kurus mampu menembus tim kepelatihan di timnas senior. Berbekal pengalaman kepelatihan yang didapat dari Como hingga timnas, Kurus memang layak untuk itu. 

Namun kuota pelatih lokal di tim Patrick Kluivert ternyata bukan untuknya. Sofie Imam jadi satu-satunya pelatih dalam negeri yang bergabung di tim kepelatihan mantan pemain Barcelona itu. 

Publik pun bertanya-tanya, kemana Kurniawan akan melangkah?

Jawaban itu kini terkuak. Bukan tim papan atas. Pemain yang pernah berseragam Sampdoria itu memilih klub Liga 2. Ya, Kurniawan musim depan bakal menangani klub Liga 2, PSPS Pekanbaru.

"Insya Allah," katanya singkat saat dikonfirmasi tentang pilihannya itu. 

Cerita Lama Belum Kelar

Kabar ini memang sedikit mengenjutkan. Maklum, Kurniawan punya lisensi yang memadai untuk klub Liga 1. Apalagi dia penah menukangi Sabah yang berlaga di kasta tertinggi sepak bola Malaysia. Namanya juga tenar dan tentu saja pengalamannya cukup mumpuni untuk itu. 

Apakah PSPS hanya pelarian? Kurniawan tentu punya pertimbangan sendiri. Namun yang pasti, PSPS rumah baru untuknya. Dia pernah di PSPS saat masih aktif sebagai pemain. Ya, Kurniawan merupakan bagian dari 'dream team' Askar Bertuah 2001 - 2003 lalu. 

Pada era itu, PSPS dihuni oleh pemain-pemain hebat. Selain Kurniawan, ada nama-nama seperti Aples, Hendro Kartiko, Bima Sakti, Bejo Sugiantoro, Uston hingga Carlos de Melo. 

Mereka memang sengaja didatangkan dalam dua musim beruntun demi memenuhi ambisi PSPS yang ingin juara Divisi Utama. Sayang, jauh panggang dari api. Sempat tampil trengginas di awal musim 2003, 'dream team' PSPS terkoyak oleh insiden di Stadion Manahan Solo yang membuat tiga bintangnya, Hendro Kartiko, Aples, dan Bejo Sugiantoro mendapat larangan tampil 9 bulan.

Insiden itu dipicu oleh pemukulan terhadap wasit yang memimpin duel PSPS vs Persijatim Solo FC. Saat itu, tuan rumah menang 1-0 lewat gol tunggal Eka Ramdani. Sejak saat itu, PSPS tidak lagi sama. Askar Bertuah rapuh. Mereka menelan 12 kekalahan dan finis di urutan 9 klasemen akhir. 

Kini Kurniawan kembali hadir di PSPS. Sanggupkah Kurus membawa Askar Bertuah menuntaskan mimpi yang belum kesampaian itu? Kita tunggu saja kiprahnya musim ini. 

x|close