Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah momen emosional mewarnai Kongres Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira) ketika Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Presiden Prabowo Subianto, membagikan kisah menyentuh yang menjadi latar belakang lahirnya program besar “Sekolah Rakyat”.
Hashim membuka ceritanya dengan pertemuan pribadi bersama sang kakak, Prabowo. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo terlihat berkaca-kaca ketika menceritakan temuan lapangan tentang kondisi seorang ibu dan tiga anak yang hidup dalam kemiskinan. Salah satu dari anak itu adalah Nayla.
“Pak Prabowo berkaca-kaca, dia cerita semuanya. Ini ada laporan dan temuan, ini mengenai seorang ibu dan tiga anak. Salah satu anak itu namanya Nayla,” ungkap Hashim saat hadiri Kongres Gekira di Nusantara Ballroom, NT Tower para Rabu, 18 Juni 2025.
Nayla adalah anak dari keluarga miskin yang ditinggal sang ayah. Ibunya hanya berpenghasilan Rp600.000 per bulan, dan ketiga anaknya, termasuk Nayla, tidak bisa mengakses pendidikan. Kisah inilah yang mendorong Prabowo meluncurkan program nasional yang diberi nama Sekolah Rakyat.
“Pak Prabowo terus bilang, dia langsung instruksikan program namanya Sekolah Rakyat. Di setiap kabupaten harus ada sekolah dengan asrama. Akan dibangun 500 sekolah rakyat, 100 tahun ini,” jelas Hashim.
Program ini dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga paling miskin, agar mereka dapat memperoleh pendidikan gratis dari tingkat dasar hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, sekolah ini juga akan dilengkapi asrama untuk mendukung kebutuhan anak-anak yang jauh dari pusat kota.
“Nayla-Nayla lain kita berikan kesempatan untuk hidup lebih baik,” tutur Hashim, menirukan ucapan kakaknya yang begitu menyentuh hati.
Hashim juga menyampaikan bahwa program ini menjadi salah satu bentuk tanggung jawab moral Prabowo terhadap rakyat kecil. Menurutnya, Prabowo tidak pernah membicarakan ini di hadapan media, melainkan hanya dalam lingkup terbatas.
“Dia katakan ke saya, enggak ada media, enggak ada televisi, dia sama saya. ‘Shim, kalau bukan kita yang berbuat, siapa lagi yang berbuat? Untuk Nayla-Nayla ini’,” kenang Hashim.
Ia menambahkan bahwa Prabowo bahkan menyampaikan kisah Nayla ini dalam rapat kabinet, menegaskan betapa besar komitmennya terhadap kelompok masyarakat yang tertinggal. Menteri Sosial, Gus Ipul, ditunjuk langsung untuk memimpin program Sekolah Rakyat, dan saat ini pembangunan sekolah-sekolah tersebut sudah mulai berjalan.
“Ini semua gratis, Pastor. Gratis untuk anak dan untuk ibunya, untuk ibunya Nayla,” ujar Hashim.
Di akhir pidatonya, Hashim menegaskan bahwa inilah makna sejati dari kekuasaan, bukan sekadar memimpin, tapi menciptakan perubahan nyata bagi mereka yang paling membutuhkan.
“Ini adalah maksud dan makna dari kekuasaan,” tegasnya.
Dengan program Sekolah Rakyat, Prabowo dan pemerintahannya berharap bisa menghadirkan keadilan pendidikan bagi ratusan ribu “Nayla-Nayla” lain di seluruh Indonesia, anak-anak kecil dari keluarga tertindas yang kini kembali memiliki harapan akan masa depan.