Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa Rusia dan Ukraina merupakan "orang sebangsa" dan karena itu "seluruh Ukraina adalah milik kami." Klaim ini mencerminkan penolakan Moskow terhadap kedaulatan Ukraina dan memunculkan kekhawatiran akan ambisi ekspansi wilayah dari pihak Rusia.
Dilansir dari DW, Rabu, 25 Juni 2025, membeberkan dalam pidato Putin di Forum Ekonomi Internasional di Saint Petersburg pada Jumat, 20 Juni 2025, Putin mengeluarkan sejumlah pernyataan yang memicu kontroversi. Menanggapi pertanyaan mengenai alasan Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, ia berkata, "Kami memiliki pepatah... di mana kaki seorang tentara Rusia berpijak, tempat itu adalah milik kami."
Putin mengulang kembali narasi yang telah lama ia suarakan. Ia menyebut bahwa meskipun setelah Ukraina merdeka pada tahun 1991 Rusia "tidak pernah mempertanyakan" kedaulatan negara tersebut, Ukraina awalnya menyatakan sikap netral, yang menurutnya telah mereka tinggalkan.
Baca Juga: Menlu Iran Ketemu Putin, Apa yang Dibicarakan?
"Saya telah mengatakan berkali-kali bahwa saya menganggap rakyat Rusia dan Ukraina sebangsa. Dalam hal ini, Ukraina secara keseluruhan adalah milik kami," ujar Putin. Pandangan ini telah ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat.
Ukraina menganggap pernyataan tersebut sebagai penghinaan terhadap proses diplomasi damai yang sedang berlangsung. Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga, menulis di platform X bahwa “Pernyataan sinis Putin menunjukkan penghinaan terhadap upaya perdamaian yang ditengahi AS,” sambil menekankan bahwa “Satu-satunya cara untuk memaksa Rusia berdamai adalah dengan mencabut kekebalan hukumnya.”
Dalam kesempatan yang sama, Putin juga berbicara soal wilayah Sumy di timur laut Ukraina, yang terletak hanya 30 kilometer dari perbatasan Rusia. Ia mengatakan, “Kami tidak bertujuan merebut Sumy, namun pada prinsipnya, saya tidak mengesampingkan hal tersebut,” sambil menuduh pasukan Ukraina telah berkali-kali menyerang wilayah perbatasan Rusia.
Baca Juga: Putin Tawarkan Kerjasama Nuklir ke Prabowo
Menurut Putin, militer Rusia telah memasuki hingga 12 kilometer wilayah Ukraina di Sumy dan mendirikan "zona penyangga" untuk perlindungan.
Meskipun Sumy bukan termasuk dalam lima wilayah yang telah diklaim oleh Rusia—Donetsk, Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia, dan Krimea wilayah ini sering menjadi sasaran serangan dari militer Rusia.
Pada Agustus 2024, Sumy menjadi titik peluncuran serangan balasan dari Ukraina ke wilayah Kursk di Rusia. Pasukan Ukraina sempat berhasil menguasai sejumlah wilayah permukiman sebelum akhirnya dipukul mundur oleh militer Rusia, yang saat itu dilaporkan mendapat dukungan dari ribuan tentara Korea Utara.
Pernyataan Putin ini disampaikan di tengah keraguan komunitas internasional terhadap kemungkinan keberhasilan negosiasi damai antara Kyiv dan Moskow. Rusia tetap bersikeras bahwa penghentian serangan hanya bisa terjadi jika Ukraina secara sukarela menyerahkan wilayahnya.