PMI Asal Kediri yang Tewas di Bandara Incheon Korea Selatan Ternyata Bunuh Diri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jul 2025, 23:15
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Di Bandara Kargo Soekarno-Hatta, Tangerang, menteri P2MI Abdul Kadir Karding memberikan keterangan pers setelah menerima pemulangan jenazah PMI dari Korea Selatan. Di Bandara Kargo Soekarno-Hatta, Tangerang, menteri P2MI Abdul Kadir Karding memberikan keterangan pers setelah menerima pemulangan jenazah PMI dari Korea Selatan. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta -  Informasi ini bukan untuk menginspirasi siapa saja guna melakukan tindakan yang sama. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan untuk bunuh diri, segera konsultasi dengan pihak-pihak seperti psikolog, psikiater, maupun mendatangi klinik kesehatan mental.

Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) melaporkan insiden tragis yang menimpa seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Bustanul Arifin, warga Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Bustanul ditemukan meninggal dunia usai diduga melakukan aksi bunuh diri di Bandara Incheon, Korea Selatan.

Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, saat memberikan keterangan di Tangerang pada Rabu, 2 Juli 2025, menjelaskan bahwa Bustanul Arifin menghembuskan napas terakhir setelah melompat dari lantai tiga Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Incheon, tepat ketika ia bersiap untuk kembali ke Indonesia.

"Almarhum dinyatakan meninggal dunia setelah dilakukan upaya PCR, kemudian jenazah dilarikan ke Rumah Sakit Inha University Hospital Funeral Hall," ucapnya. 

Ia mengungkapkan, hasil pemeriksaan awal dari otoritas Korea Selatan menunjukkan bahwa aksi bunuh diri yang dilakukan oleh pekerja migran asal Indonesia tersebut diduga dipicu oleh gangguan kejiwaan atau depresi yang dialaminya.

Baca juga: Bantu Kurangi Pengangguran, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Minta Warga RI Cari Kerja di Luar Negeri

"Berdasarkan informasi yang diterima KP2MI, bahwa almarhum Bustanul diduga mengalami depresi berat setelah terlihat selama ia bekerja merasa tertekan, menyendiri, dan tidak bergaul dengan rekan kerjanya," ungkapnya.

Sebelumnya, pihak kementerian telah memastikan bahwa almarhum Bustanul memang mengalami gangguan kejiwaan. Karena itu, perusahaan tempatnya bekerja, JHK INC di Gimhae, menyarankan agar ia mengambil cuti dan kembali ke Indonesia untuk pemulihan.

"Kemudian pada 27 Juni 2025, bersama dengan temannya, almarhum akan pulang ke Indonesia setelah mendapat cuti dari perusahaannya untuk recovery dari sakit depresi yang di deritanya, tetapi sebelum keberangkatan, beliau melompat dari lantai 3 hingga lantai Basement B1 Bandara lncheon hingga meninggal dunia," jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa jenazah PMI tidak menjalani proses otopsi, lantaran aparat kepolisian Korea Selatan tidak merekomendasikan tindakan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan awal.

 

Baca juga: PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Meski demikian, Karding menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tetap mendorong pihak kepolisian setempat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap motif serta penyebab di balik kondisi depresi yang dialami oleh almarhum.

"Saat ini Polisi juga melakukan investigasi apakah ada faktor lain yang menyebabkan almarhum meninggal dunia," katanya. 

Sebagai informasi, Bustanul Arifin pertama kali berangkat ke Korea Selatan pada Maret 2018 dan bekerja di perusahaan Taein Co. hingga April 2022. Ia kemudian kembali ke Korea pada Februari 2024 melalui program re-entry dan kembali bekerja di perusahaan yang sama.

Sementara itu, jenazah Bustanul telah dipulangkan dari Korea Selatan dan tiba di Indonesia melalui Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pada Rabu sore. Jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga di Kediri, Jawa Timur, untuk proses pemakaman.

(Sumber: Antara)

x|close