Ntvnews.id, Tabanan - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 di Kabupaten Tabanan, Bali, memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026 dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi peserta didik baru.
“MPLS akan berlangsung selama dua minggu,” ujar Kepala SRMP 17 Tabanan, I Putu Jaya Negara, saat ditemui di Kediri, Kabupaten Tabanan, pada Senin, 14 Juli 2025.
Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap 75 siswa baru sebagai upaya memastikan kesiapan fisik mereka sebelum menjalani proses belajar di sekolah berasrama tersebut, yang merupakan satu-satunya Sekolah Rakyat di Bali saat ini.
Kegiatan pemeriksaan ini melibatkan tenaga medis dari Puskesmas Kediri 1 dan mencakup pengukuran berat badan, pemeriksaan telinga, mata, gigi, hingga cek kadar gula darah. Seluruhnya dilakukan sebagai bagian dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Siswa yang mengikuti MPLS ini berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu, termasuk kategori miskin dan miskin ekstrem. Rinciannya, 36 orang adalah perempuan dan 39 laki-laki. Mereka berasal dari Kabupaten Tabanan (61 orang), Kabupaten Buleleng (7), Kota Denpasar (4), dan Kabupaten Badung (3).
Setelah MPLS, sekolah akan melanjutkan dengan masa persiapan pembelajaran selama dua bulan, sebelum akhirnya memulai proses belajar mengajar pada September 2025.
SRMP 17 Tabanan menerapkan kurikulum tailor made atau kurikulum khusus yang dirancang berdasarkan minat, kebutuhan, serta karakter siswa. Kurikulum ini memadukan tiga komponen utama: pembelajaran kurikulum nasional, pola pendidikan berasrama, dan pemetaan potensi siswa berbasis DNA.
“Nanti dari hasil itu, bagaimana kami mengolahnya untuk membangkitkan potensi anak-anak karena dari DNA bisa diketahui bakatnya, tapi tidak diambil menggunakan darah melainkan aplikasi,” jelas Putu Jaya Negara.
Selama masa persiapan, para siswa juga akan mendapat penguatan karakter dan kedisiplinan. Untuk mendukung proses ini, tersedia 12 guru reguler serta dua guru agama Hindu dan Islam yang akan membimbing mereka.
Seluruh kegiatan belajar berlangsung di kompleks Sentra Mahatmiya milik Kementerian Sosial RI yang telah direnovasi. Lokasi sekolah dan asrama menempati lahan seluas 6.235 meter persegi.
Kepala Sentra Mahatmiya Bali, Sumarno Sri Wibowo, menyampaikan bahwa siswa akan dibagi ke dalam tiga kelas, masing-masing berisi 25 orang. Sementara itu, akomodasi disediakan di dua bangunan asrama berlantai dua, yang setiap kamarnya dapat dihuni hingga empat siswa dengan fasilitas tempat tidur bertingkat, lemari, dan kipas angin.
“Semuanya gratis dari kebutuhan sehari-hari, makan minum, rekreasi kemudian pakaian hingga alat mandi, semua gratis,” tegas Sumarno.
Selain itu, aktivitas siswa akan didampingi oleh dua wali asrama dan sejumlah wali asuh untuk memastikan kenyamanan dan kedisiplinan selama proses belajar berlangsung.
(Sumber: Antara)