A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Menilik Suku Druze yang Jadi Alasan Israel Serang Suriah - Ntvnews.id

Menilik Suku Druze yang Jadi Alasan Israel Serang Suriah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Jul 2025, 08:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Asap membubung dari Gunung Qasioun setelah serangan udara Israel di Damaskus, Suriah. Asap membubung dari Gunung Qasioun setelah serangan udara Israel di Damaskus, Suriah. (Antara)

Ntvnews.id, Damaskus - Gelombang kekerasan sektarian kembali mengguncang Suriah setelah dugaan penculikan terhadap seorang pedagang dari komunitas Druze memicu bentrokan berdarah di Provinsi Suwayda.

Bentrokan terjadi antara milisi Druze dan kelompok bersenjata Sunni Badui di wilayah selatan Suriah, Minggu, 13 Juli 2025. Dua hari kemudian, Selasa, 15 Juli, Israel melancarkan serangan militer dengan alasan melindungi warga Druze dan menargetkan pasukan pro-pemerintah yang dituduh menyerang mereka.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sedikitnya 300 orang tewas di Suwayda sejak pecahnya kekerasan tersebut.

Ini menjadi eskalasi pertama di wilayah mayoritas Druze sejak bentrokan April-Mei lalu yang menewaskan puluhan orang. Ketegangan sektarian juga pernah terjadi di pesisir Suriah pada Maret, menewaskan ratusan warga Alawit, kelompok yang selama ini dikaitkan dengan mantan Presiden Bashar al-Assad.

Siapa kaum Druze?

Dilansir dari BBC, Jumat, 19 Juli 2025, Druze adalah komunitas minoritas etno-religius berbahasa Arab yang tersebar di Suriah, Lebanon, Israel, dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Mereka menganut ajaran yang berasal dari Syiah dengan identitas keagamaan unik.

Sekitar separuh dari satu juta pengikut Druze tinggal di Suriah, membentuk sekitar 3% populasi. Di Israel, ada sekitar 152.000 komunitas Druze yang dikenal setia kepada negara dan ikut wajib militer.

Selama perang saudara Suriah yang berlangsung lebih dari satu dekade, kaum Druze membentuk milisi lokal sendiri, khususnya di selatan. Sejak rezim Assad tumbang pada Desember 2024, mereka menolak kendali pemerintah baru atas wilayah Suwayda dan enggan bergabung dengan tentara nasional.

Kecurigaan terhadap pemerintah meningkat setelah laporan eksekusi cepat terhadap warga Druze oleh pasukan negara, sebagaimana dicatat SOHR.

Mengapa Israel Menyerang Suriah Sekarang?

Israel mengklaim bahwa serangan udara pada 15 Juli bertujuan melindungi komunitas Druze dan mencegah keberadaan kelompok Islamis di perbatasan utara, khususnya dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Baca Juga: AS Desak Israel dan Suriah Tarik Pasukan dari Suwayda untuk Redakan Ketegangan

Sehari setelah serangan pertama, Israel memperluas target ke Damaskus dengan menghantam markas Kementerian Pertahanan dan Angkatan Darat Suriah. Pemerintah Suriah mengecam langkah ini sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara.

Ini menjadi eskalasi paling serius sejak Desember 2024, ketika Israel menghancurkan ratusan situs militer dan merebut zona penyangga PBB di Golan. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menulis di media sosial, “Peringatan di Damaskus telah berakhir, sekarang giliran pukulan menyakitkan.”

Reaksi Dunia Internasional

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan keprihatinan mendalam dan menjanjikan "langkah konkret untuk mengakhiri situasi mengerikan ini malam ini," dalam pernyataan pada 16 Juli.

Sejumlah negara Arab, termasuk Lebanon, Irak, Qatar, Yordania, Mesir, dan Kuwait, mengutuk serangan Israel. Arab Saudi menyebutnya “serangan terang-terangan,” sementara Iran mengatakan “sudah dapat diduga.”

Baca Juga: Kronologi Bentrokan Berdarah di Suriah yang Tewaskan 1.383 Warga

Turki menilai serangan Israel sebagai sabotase terhadap proses perdamaian pasca-perang di Suriah. Sekjen PBB António Guterres juga mengecam serangan yang dinilai memperburuk eskalasi di Suwayda dan Damaskus.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Kekerasan ini mencerminkan rapuhnya stabilitas Suriah pasca-perang. Pemerintahan baru yang dipimpin Ahmed al-Sharaa, mantan pejuang jihad yang kini menjadi presiden, menghadapi tantangan besar dalam menyatukan negara yang terpecah akibat konflik sektarian.

Bentrokan sektarian yang disertai serangan Israel berpotensi menggagalkan upaya rekonsiliasi dan pembangunan kembali negara.

Israel diperkirakan akan terus berupaya menjalin aliansi dengan kelompok minoritas seperti Druze, Kurdi, dan Alawit yang merasa terpinggirkan oleh pemerintahan baru, demi menjaga keamanan di wilayah utara.

x|close