Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi 22 Juli 2025 bergerak menguat seiring masuknya modal asing (capital inflow) di pasar modal Indonesia.
Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 45,12 poin atau 0,61 persen ke posisi 7.443,31.
Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,39 poin atau 0,30 persen ke posisi 791,20.
“Kami memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatan, didorong oleh meredanya ketegangan dagang, potensi pelonggaran likuiditas, dan kembalinya aliran dana asing ke pasar domestik (capital inflow),” ujar Analis Panin Sekuritas Reydi Octa dalam kajiannya.
Baca juga: VIDEOI: Jalan Amblas, Truk Pengangkut Buku SD Terguling di Setu Jatijajar Depok
Dari dalam negeri, pada perdagangan Senin (21/07) kemarin, total nilai transaksi mencapai Rp16,3 triliun, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp180 miliar.
Dari mancanegara, pelaku pasar masih menantikan sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis pada pekan depan. Saat ini, indeks volatilitas (VIX) terpantau relatif datar, mencerminkan kondisi pasar yang stabil.
Namun, rilis data ekonomi seperti hasil pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC), pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), dan tenggat waktu tarif perdagangan bisa menjadi katalis yang memicu kenaikan volatilitas jika hasilnya negatif.
Dari kawasan Eropa, Inggris mencatatkan indeks kepercayaan konsumen mengalami yang turun signifikan menjadi 10,4 persen di kuartal II-2025, turun 2,6 persen dari kuartal sebelumnya, atau level terendah sejak kuartal I-2024. dan merupakan penurunan terdalam dalam tiga tahun terakhir.
Tingkat pengangguran di Inggris pun naik menjadi 4,7 persen, atau tertinggi sejak tahun 2021.
Dari kawasan Asia, pelaku pasar masih memantau perkembangan ekonomi China, setelah Bank Sentral China (PBoC) mempertahankan suku bunga tenor 1 dan 5 tahun masing-masing di 3 persen dan 3,5 persen.
Namun demikian, data pertumbuhan ekonomi China menunjukkan perbaikan dengan PDB tumbuh 5,1 persen, didukung oleh kenaikan penjualan ritel dan perbaikan di sektor manufaktur.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan optimisme terkait kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang dengan Uni Eropa (UE), namun mengingatkan bahwa tenggat tarif 1 Agustus adalah batas waktu yang ketat.
Di sisi lain, Uni Eropa tengah menyiapkan langkah balasan atas potensi ketidakseimbangan dalam kesepakatan tersebut.
Baca juga: Pemotor dan Penumpangnya Tewas Seketika dalam Kecelakaan Maut di Solok
Pada perdagangan Senin (21/07) kemarin, bursa saham Eropa ditutup variatif, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,33 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,23 persen, indeks DAX Jerman turun 0,08 persen, serta indeks CAC Prancis naik tipis 0,31 persen.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street juga ditutup variatif pada perdagangan Senin (21/07), diantaranya indeks S&P naik 0,14 persen ditutup di level 6.305,60, indeks Nasdaq Composite menguat 0,38 persen ke rekor penutupan di 20.974,17
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 46,89 poin atau 0,12 persen ke 39.877,69, indeks Shanghai melemah 6,88 poin atau 0,19 persen ke 3.552,87, indeks Hang Seng turun 79,14 poin atau 0,49 persen ke 24.943,55, dan indeks Strait Times melemah 7,39 poin atau 0,17 persen ke 4.199,79.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa pagi (22/7) di Jakarta menguat sebesar 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.312 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.323 per dolar AS.