Ntvnews.id, Bandung - Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengungkapkan bahwa sebanyak 11 orang saksi telah diperiksa terkait insiden tragis yang terjadi saat pesta rakyat dalam rangkaian pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), di Pendopo Kabupaten Garut. Peristiwa yang berlangsung pada Sabtu, 20 Juli 2025 itu menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengatakan bahwa proses pemeriksaan terhadap para saksi dilakukan oleh Polres Garut.
“Polres Garut telah memeriksa 11 saksi untuk dimintai keterangannya saat terjadi aksi dorong dan terinjak-injaknya massa yang mau masuk ke Pendopo Kabupaten Garut,” ujarnya di Bandung, Selasa.
Lebih lanjut, Hendra menyampaikan bahwa penyelidikan kasus ini kini resmi diambil alih oleh Polda Jabar dan ditangani langsung oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).
Baca Juga: Beda Pernyataan Dedi Mulyadi Sebelum dan Sesudah Tragedi Makan Gratis di Garut
Sebagai bagian dari tahapan lanjutan penyelidikan, penyidik berencana mengundang sejumlah pihak untuk dimintai klarifikasi tambahan.
“Ada pun rencana tindak lanjut dari pemeriksaan tersebut adalah membuat surat undangan klarifikasi kepada Asisten Administrasi Umum Pemkab Garut, lima anggota polisi, Kasatpol PP, GP WO, NAW WO, Vendor Megunesia, orang tua korban, dan warga sekitar TKP,” jelas Hendra.
Ia juga memaparkan kronologi awal kejadian yang disebut dipicu oleh antrean warga yang hendak mengambil paket makanan gratis.
Baca Juga: Polda Jabar Ambil Alih Kasus Tewasnya 3 Orang di Nikahan Anak Dedi Mulyadi
“Nah, kronologi awalnya itu di pendopo itu disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya informasi awal yang kita dapatkan adalah 5.000 pack, kemudian masyarakat itu mengantre di luar dari pada pintu-pintu pendopo ini," kata Hendra.
Karena jumlah massa yang hadir diperkirakan dua kali lipat lebih banyak dari paket makanan yang tersedia, kerumunan pun menjadi tidak terkendali. Akibatnya, terjadi insiden saling dorong hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan sekitar 30 orang lainnya harus dilarikan ke rumah sakit.
(Sumber: Antara)