Ntvnews.id, Jakarta - Mantan wartawan sekaligus anggota Komisi III DPR RI, Akbar Faizal menyebarkan informasi tawuran maut di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tujuh orang tewas akibat tawuran yang disebut terjadi kemarin malam itu.
"Bayangkan bagaimana rusaknya pagiku. Tercekik rasanya. Baru saja tiba di negeri sendiri dan beberapa jam kemudian mendapat kiriman video brutal begini. Tawuran besar di Pasar Rebo hingga dikabarkan 7 nyawa anak muda melayang. Kejadian tadi malam, 26 Juli 2025. Kenapa bangsa ini?," tulis Akbar dalam unggahan akun Instagram-nya, @akbarfaizal68, Minggu, 27 Juli 2025.
Akbar juga menyinggung peristiwa lainnya yang terjadi di kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan. Dari sejumlah peristiwa itu, menurutnya tak salah jika Indonesia disebut sebagai bangsa yang bar-bar.
"Di Makassar, negeri budayaku, sekelompok orang masuk ke dua kampus besar untuk tujuan brutal, juga mencari mahasiswa dari satu daerah sehingga menimbulkan ketakutan," tuturnya.
"Masih tersinggung juga jika ada yang menyebut kita bangsa bar-bar? Lalu yang di video ini apa namanya?," imbuh Akbar Faizal.
Penjelasan Polisi
Menurut polisi, informasi yang menyebut bahwa terjadi tawuran dengan tujuh korban tewas di Pasar Rebo, Jakarta Timur, ialah hoaks. Menurut polisi, tak ada korban tewas akibat tawuran dengan jumlah sebanyak itu di Pasar Rebo.
Berdasarkan penelusuran, aksi tawuran tersebut memang terjadi di Pasar Rebo, tepatnya di kawasan flyover.
Adapun informasi hoaks ini, pernah beredar di WhatsApp pada 9 Juli 2025 lalu. Polisi pun sudah membantah hal itu beberapa waktu lalu.
"Sampai saat ini kami tidak menerima laporan adanya kejadian tawuran besar dengan korban jiwa seperti yang disebutkan dalam pesan itu," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan Bachriel, Kamis, 10 Juli 2025.
Pihaknya menyayangkan penyebaran informasi tersebut yang tidak hanya menyesatkan, namun juga berpotensi memicu kepanikan dan keresahan di tengah masyarakat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak bersumber dari pihak resmi. Cek dan verifikasi dulu sebelum menyebarkannya," kata Dicky.
Walau demikian, polisi meminta masyarakat, terutama para orang tua, untuk tetap memantau aktivitas anak-anak remaja di lingkungan masing-masing. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan jika mengetahui adanya potensi gangguan kamtibmas atau kumpulan remaja yang mencurigakan.