Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bisa mengakhiri perang dengan Rusia “jika ia menghendaki.” Namun, ia menegaskan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan damai, Ukraina tidak akan diizinkan masuk ke NATO.
Dilanir dari Anadolu, Selasa, 19 Agustus 2025, pernyataan tersebut disampaikan hanya beberapa jam sebelum Trump dijadwalkan menerima Zelensky di Gedung Putih. Trump juga menegaskan tidak akan ada pengembalian Crimea, yang telah dianeksasi Rusia sejak 2014, delapan tahun sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina.
Komentar itu muncul setelah pertemuan puncaknya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Usai pertemuan tersebut, Trump membatalkan tuntutannya atas gencatan senjata sementara dan justru menyerukan kesepakatan damai permanen.
Baca Juga: Trump Bakal Pertemukan Putin-Zelensky Pekan Ini
Dalam unggahan di platform Truth Social pada Minggu, 17 Agustus 2025 malam waktu setempat, Trump menulis: “Presiden Zelensky bisa segera mengakhiri perang dengan Rusia jika ia mau, atau terus melanjutkan pertempuran.”
“Ingat bagaimana ini semua bermula. Tidak ada pengembalian Crimea dari era Obama, dan Ukraina tidak masuk NATO. Beberapa hal memang tidak berubah!!!” tambahnya.
Sebelum Trump kembali menjabat pada Januari lalu, negara-negara anggota NATO sempat menyetujui “jalur yang tidak dapat diubah” bagi Kyiv untuk masuk aliansi. Kini, Sekjen NATO Mark Rutte dan para pemimpin Eropa, termasuk PM Inggris Sir Keir Starmer, dijadwalkan bergabung dengan Zelensky di Washington pada Senin, 18 Agustus 2025 untuk membahas masa depan Ukraina.
Baca Juga: Presiden Korsel dan Trump Bakal Bertemu Bulan Ini
Trump menambahkan dalam unggahannya: “Besok adalah hari besar di Gedung Putih. Belum pernah ada begitu banyak pemimpin Eropa hadir sekaligus. Kehormatan besar bagi saya untuk menjamu mereka!!!”
Di sisi lain, Zelensky menulis di media sosial bahwa ia “bersyukur” atas undangan Trump, seraya menegaskan keinginan bersama untuk mengakhiri perang secara cepat dan berkelanjutan. Ia juga menyoroti kebutuhan Ukraina akan jaminan keamanan nyata dari sekutu, berbeda dengan “jaminan keamanan” tahun 1994 yang gagal melindungi negaranya.
“Krimea tidak seharusnya dilepaskan saat itu,” ujar Zelensky. “Sama halnya dengan Kyiv, Odesa, atau Kharkiv yang juga tidak akan pernah dilepas sejak 2022.”