Wacana AI & Coding Masuk Kurikulum, Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Gurunya Harus Dilatih Dulu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Agu 2025, 13:22
thumbnail-author
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam program DonCast di Nusantara TV Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam program DonCast di Nusantara TV

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan saat ini Artificial Intelligence (AI) dan coding telah menjadi mata pelajaran di sekolah. Mulai kelas 5 Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Namun kedua mata pelajaran baru tersebut masih bersifat pilihan dan akan diterapkan di sekolah-sekolah yang memiliki kesiapan sarana dan prasarana, serta kemampuan guru.

"Kenapa masih menjadi pilihan? Tentu karena gurunya harus kita latih dulu. Kemudian juga sarprasnya harus kita penuhi," kata Abdul Mu'ti.

Hal itu disampaikan Abdul Mu'ti saat menjadi narasumber dalam program DonCast di Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis (21/8/2025).

Abdul Mu'ti menjelaskan penerapan AI dan coding menjadi mata pelajaran di sekolah, selaras dengan rilis World Econimic Forum terkait skill-skill baru di dunia untuk kurun 2025-2030. Diketahui World Economic Forum setiap lima tahun menetapkan 10 skill yang ada di dunia. Dan setiap 5 tahun ada yang berubah.

"Di World Economic Forum yang baru saja keluar untuk 2025-2030 adalah AI dan coding. Kecerdasan artifisial dan coding," jelasnya.

"Coding itu kan terapan dari sebenarnya kita menyebutnya dengan basic mathematical skill lah. Computational, logical. Begitu orang mempelajari coding dia bisa buat robot, bisa bukan. Tapi ilmu dasarnya kan sama," lanjutnya.

"AI itu sebagian adalah hard skill. Tapi sebagiannya juga soft skill. Sekarang di mana-mana orang bicara AI," imbuhnya.

Baca juga: Kemendikdasmen Pastikan Murid PJJ Berhak Dapat Ijazah dan Ikut TKA

Lantas bagaimana dengan penerapan AI dan coding menjadi mata pelajaran di sekolah di tengah ketersediaan aliran listrik dan akses internet yang belum merata di seluruh Indonesia? Belum lagi soal kesiapan para guru dari sisi kompetensi untuk mengajarkan dua mata pelajaran baru tersebut?

"Dukungan masyarakat itu luar biasa. Sekarang banyak lembaga yang menawarkan diri bekerja sama dengan kami untuk melatih guru-guru itu," ujar Abdul Mu'ti.

Abdul Mu'ti menerangkan untuk memaksimalkan proses belajar mengajar AI dan coding di sekolah, Kemendikdasmen menyiapkan tiga klasifikasi guru. Pertama guru-guru yang selama ini ngajar TI, mata pelajaran informatika. Yang kedua guru-guru yang khusus dilatih Kemendikdasmen. Tapi bukan guru yang direkrut baru.

Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang ada di desa yang belum terkoneksi dengan aliran listrik dan internet?

"Coding khususnya itu kan ada tiga ada tiga model Bang. Yang pertama yang berbasis internet. Itu yang memang harus connected dengan internet. Yang kedua itu ada coding yang unplug. Dia tidak sebagai internet tapi ada aplikasinya. Yang ketiga itu ada coding yang sifatnya itu permainan yang bisa dibuat oleh guru sendiri," papar Abdul Mu'ti.

Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto tentang digitalisasi, kata Abdul Mu'ti, Pemerintah memiliki program pembagian gratis Interactive Flat Projector(IFP) ke sekolah-sekolah.

"Nah, sekolah kita kategorinya ada tiga. Sekolah yang sudah ada internet dan ada listrik. Kalau ini enggak ada masalah. Yang kedua itu ada listrik tapi belum ada internet. Nah, yang ketiga ini belum ada dua-duanya. Nah, terkait dengan yang ketiga ini nanti kita usahakan untuk tiap sekolah ada listrik tenaga surya. Kita sudah komunikasi dengan PLN untuk membantu. Bahkan banyak swasta yang mau membantu. Kalau Pak Presiden kan programnya malah satu desa," pungkasnya.

x|close