Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon dalam pertemuan bilateral yang berlangsung sebelum pembukaan forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025, mengajak Iran untuk mendiskusikan peluang mengajukan tradisi Iftar sebagai nominasi bersama ke UNESCO.
"Saya sendiri telah lima kali berkunjung ke Iran dan menyaksikan betapa indah peradaban di sana, karena itu sangat penting bagi kita untuk saling mengenal budaya masing-masing, hingga kemungkinan nominasi bersama ke UNESCO," ujar Menbud Fadli Zon saat berada di Denpasar, Bali, pada Selasa (2/9/2025).
Menbud Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia dan Iran memiliki hubungan budaya yang erat, salah satunya terkait dengan tradisi Iftar, yakni kebiasaan berbuka puasa bersama selama bulan Ramadan yang disertai dengan sajian khas.
Karena itu, ia berharap momentum CHANDI 2025 dapat menjadi kesempatan untuk menindaklanjuti rencana kolaborasi tersebut.
“Selain berkolaborasi dalam pelestarian warisan budaya, kita juga memiliki tradisi Iftar yang menarik untuk ditindaklanjuti dalam nominasi bersama UNESCO,” katanya.
Hubungan budaya antara Indonesia dan Iran dibangun di atas Cultural Cooperation Agreement yang sudah berlangsung lama sebagai landasan kerja sama kedua negara.
Perjanjian tersebut awalnya ditandatangani pada tahun 1970 dan terus diperbarui secara konsisten, termasuk pembaruan terbaru berupa Agreement on Cultural Exchange Program between Iran and Indonesia (2023–2026).
Selain mengusulkan tradisi Iftar untuk nominasi UNESCO bersama, Menbud Fadli Zon juga melihat potensi kerja sama budaya dalam berbagai bidang, seperti penerjemahan sastra, kaligrafi, pertukaran pemuda dan akademisi, pameran fotografi, serta festival film.
Dalam hal pameran fotografi, Indonesia tertarik untuk berkolaborasi dengan melibatkan fotografer perempuan dari Iran yang diharapkan dapat menginspirasi para fotografer di Indonesia.
“Kami berharap diskusi besok dapat menghasilkan kesepakatan yang makin memperkuat kolaborasi budaya antara Indonesia dan Iran,” ujar Menbud Fadli Zon sembari menyerahkan keris, yang merupakan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah diakui UNESCO.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Warisan Budaya, Pariwisata, dan Kerajinan Tangan Iran, Hojatollah Ayoubi, menyampaikan kegembiraannya atas terselenggaranya CHANDI 2025 sebagai forum dialog budaya internasional pertama yang diinisiasi Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan.
“Kami senang akhirnya berkesempatan hadir di Indonesia, dulu kita sering berbicara tentang sektor ekonomi, kini kita berbicara tentang kebudayaan, seni, sejarah, dan peradaban yang menjadi kekuatan kita bersama,” kata Hojatollah Ayoubi.
Iran menunjukkan ketertarikan untuk menjalin kerja sama di berbagai bidang, mulai dari industri perfilman, pameran kaligrafi, pertukaran profesor dan pelajar, hingga restorasi warisan budaya.
“Industri sinema Iran dikenal secara global karena karakternya yang puitis, kami terbuka untuk kolaborasi produksi bersama dengan sutradara dan produser Indonesia. Selain itu, orkestra kami juga dapat menjadi ruang kerja sama dalam mempererat hubungan,” jelasnya.
Sebagai informasi, Forum CHANDI 2025 merupakan pertemuan global pertama di bidang kebudayaan sejak pembentukan Kementerian Kebudayaan.
Forum ini bertujuan menjembatani kearifan lokal dengan isu-isu global seperti pembangunan berkelanjutan, transformasi digital, aksi nyata terhadap perubahan iklim, serta perdamaian antarnegara.
Acara tersebut dijadwalkan berlangsung secara resmi pada 3–5 September 2025 di Denpasar, Bali.
(Sumber: ANTARA)