Ntvnews.id, Jakarta - Kejaksaan Agung resmi menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop.
"Telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM," ujar Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis, 4 September 2025.
Sosok yang akrab disapa Nadiem ini pernah menjadi salah satu menteri penting di kabinet Presiden Joko Widodo–Ma’ruf Amin. Sebelum masuk ke dunia pemerintahan, ia lebih dulu dikenal sebagai pendiri Gojek, perusahaan rintisan berbasis teknologi yang mengubah wajah transportasi dan layanan digital di Indonesia.
Baca Juga: Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Nadiem lahir pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ayahnya adalah pengacara sekaligus aktivis, salah satu pendiri kantor hukum Makarim & Taira S, sedangkan sang ibu dikenal sebagai penulis lepas.
"Saya SD di Indonesia, rumah selalu di Jakarta, background saya ibu lahir Pasuruan, ayah saya Pekalongan," kata Nadiem
Ayahnya memiliki darah Minang dan Arab, sementara ibunya adalah putri Hamid Algadri, tokoh perintis kemerdekaan yang terlibat dalam perundingan Linggarjati, Renville, hingga Konferensi Meja Bundar. Dari garis keturunan itu, Nadiem membawa beragam jejak budaya.
"Tapi dari bapak saya itu dari Bukittinggi, jadi saya ada Sumatera, Madura-nya, ada Jawa Timur, ada Jawa Tengah, terus campuran Arab," ungkapnya.
mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. (Antara)
Masa kecil hingga remaja dijalani dengan berpindah-pindah antara Jakarta dan Singapura. Setelah lulus SMA, ia menempuh studi International Relations di Brown University, Amerika Serikat, lalu melanjutkan ke Harvard Business School dan meraih gelar MBA.
"Karena saya punya perspektif sekolah di luar negeri, saya bisa balik lalu melihat hal-hal dengan lensa yang baru," tuturnya.
Baca Juga: Jadi Tersangka, Nadiem: Untuk Keluarga-4 Balita Saya, Kuatkan Diri!
Perjalanan Mendirikan Gojek
Pada 2010, Nadiem mendirikan Gojek di Jakarta. Mulanya hanya berupa layanan call center yang menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Perubahan besar terjadi pada 2015, saat aplikasi Gojek diluncurkan dengan empat layanan awal, GoRide, GoSend, GoShop, dan GoFood.
Popularitas Gojek meningkat pesat, terutama melalui GoFood yang menjadi salah satu layanan pesan-antar makanan terbesar di Indonesia. Perusahaan kemudian memperluas layanan ke bidang pembayaran digital (GoPay), logistik, hingga hiburan.
Ketika Nadiem ditunjuk menjadi Mendikbud pada 2019, kepemimpinan Gojek diteruskan oleh Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi. Dua tahun kemudian, pada 2021, Gojek bergabung dengan Tokopedia dan melahirkan GoTo Group, perusahaan teknologi besar di Asia Tenggara.