Ntvnews.id, Kathmandu - Pemerintah India tengah memantau dengan cermat perkembangan kerusuhan di Nepal, yang dipicu oleh aksi demonstrasi besar-besaran generasi muda atau Gen Z. Gelombang protes yang berujung rusuh ini bermula dari keputusan pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli yang memberlakukan larangan penggunaan media sosial, termasuk Facebook, X, dan YouTube.
Kebijakan tersebut segera memicu kemarahan publik dan akhirnya memaksa Oli mundur dari kursi perdana menteri serta meninggalkan Nepal.
Berdasarkan informasi dari sumber intelijen tingkat tinggi, dilansir dari India Today, lembaga-lembaga keamanan India kini siaga penuh untuk mencegah munculnya narasi anti-India di Nepal. Kekhawatiran itu muncul lantaran gejolak serupa sebelumnya sempat terjadi di Bangladesh. Media sosial serta berbagai saluran komunikasi dilaporkan berada dalam pengawasan ketat guna mendeteksi dan meredam potensi ancaman terhadap kepentingan India.
Pejabat intelijen juga menilai situasi di Nepal bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di India untuk melakukan protes serupa. Oleh karena itu, aktivitas kelompok mahasiswa, organisasi masyarakat sipil, hingga partai politik yang berpotensi memanfaatkan kerusuhan ini disebut ikut dipantau.
Baca Juga: India-AS Rengga Usai Trump Berlakukan Tarif 50 Persen
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri India telah mengeluarkan imbauan bagi warga negaranya yang berada di Nepal agar meningkatkan kewaspadaan, mengikuti arahan otoritas setempat, serta mengutamakan keselamatan diri. Pihak berwenang juga dilaporkan memonitor kondisi wisatawan India yang terjebak di Nepal di tengah situasi yang semakin memburuk.
Keputusan mundur PM Oli terjadi setelah ratusan demonstran menyerbu kantornya dan menuntut pertanggungjawaban atas sedikitnya 22 korban jiwa dalam aksi protes pada Senin lalu. Demonstrasi yang dipimpin Gen Z itu menyoroti isu korupsi serta kebijakan larangan media sosial yang dinilai membungkam kebebasan publik. Meski larangan tersebut dicabut pada malam harinya, kerusuhan terus berlanjut.
Mulai Rabu pagi, 10 September 2025 pasukan militer Nepal dikerahkan ke berbagai wilayah, termasuk Kathmandu dan kota besar lainnya, untuk meredakan ketegangan. Militer mengambil alih kendali keamanan nasional sejak Selasa pukul 22.00 waktu setempat, dengan menerapkan pembatasan di Kathmandu, Lalitpur, Bhaktapur, dan sejumlah daerah lain.
Dalam pernyataannya, pihak militer Nepal menyatakan keprihatinan atas tindakan kelompok tertentu yang dianggap “memanfaatkan situasi sulit secara tidak semestinya” hingga menyebabkan “kerugian serius bagi warga sipil dan fasilitas publik.”
Baca Juga: WNI Ditangkap di Perbatasan India–Nepal