Ntvnews.id, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau akrab disapa Sara, menyampaikan permohonan maaf sekaligus mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota DPR RI. Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui unggahan video di akun resmi pribadinya, @rahayusaraswati, Rabu, 10 September 2025.
“Izinkan saya melalui video ini untuk menyampaikan beberapa hal,” ucap Sara yang juga keponakan Presiden Prabowo mengawali pernyataannya.
Ia menjelaskan kontroversi bermula dari sebuah pernyataannya dalam podcast On The Record di Antara TV Indonesia yang ditayangkan pada 28 Februari 2025 lalu. Menurutnya, sebagian kalimat dari durasi dua menit lebih dipotong lalu dijadikan bahan untuk menyulut amarah publik
“Yang pertama, mulai kira-kira dua minggu sebelum 17 Agustus, ada pernyataan saya dari sebuah podcast yang ditayangkan di YouTube pada tanggal 28 Februari 2025 atau 6 bulan yang lalu, yang dijadikan bahan untuk menyakiti hati rakyat,” ujar Sara.
Baca Juga: Prabowo Sampaikan Duka Cita Bencana Banjir di Bali dan NTT, Instruksikan Penanganan Cepat
Ia menekankan bahwa tidak ada niat sama sekali untuk meremehkan usaha masyarakat, khususnya anak muda, yang sedang berjuang membangun bisnis di tengah kesulitan.
“Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat terutama anak-anak muda yang ingin berusaha tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan,” tegasnya.
Sara menuturkan, dirinya memahami sulitnya memulai usaha, meski ia menyadari memiliki banyak privilege yang mendukung perjalanan bisnisnya.
"Namun, saya menyadari bahwa saya memiliki privilege yang sangat besar dan keluarga termasuk suami yang mendukung saya berusaha. Dan walaupun sebenarnya niat saya ingin mendorong entrepreneurship, saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak,” katanya.
Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Ungkap Telepon dari Presiden Prabowo saat Pimpin Rapat
Atas kesalahan itu, Sara menyampaikan penyesalan mendalam.
“Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, ia menyatakan mundur dari jabatannya di DPR RI.
“Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra. Saya berharap masih dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan yang merupakan produk legislasi kami di Komisi XII,” tutupnya.
Pernyataan Viral
Sebagai informasi, dalam podcast yang dimaksud, Sara mendorong generasi muda untuk berani berwirausaha dan tidak lagi bergantung pada pemerintah dalam mencari pekerjaan. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini, peluang usaha terbuka lebar di berbagai sektor.
“Saya salah satu yang enggak setuju kalau misalkan dibilang ‘Oh pemerintah harus bisa mempertahankan sektor tersebut’. Saya mohon izin, mungkin saya dari generasi milenial ya, pandangannya sedikit berbeda. Karena dengan kemajuan teknologi yang ada di dunia saat ini, jangan kita bersandar pada sektor-sektor yang sebenarnya sudah melalui masa-masa otomasi,” kata Sara.
Ia kemudian menekankan pentingnya kreativitas anak muda dalam menciptakan lapangan kerja, alih-alih hanya mengeluh soal sulitnya mencari pekerjaan.
“Menurut saya, anak-anak muda ayo kalian kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur. Daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lo. Kalau misalkan lo bisa masak, bikinlah bisnis kuliner. Lu bisa jahit, bikinlah bisnis fesyen. Lu bisa bikin apa pun itu, ngedit video, jadilah editor. Bahasa Indonesianya, bahasa Inggrisnya bagus, jadilah copywriter. Ini banyak sekali sektor-sektor lain yang sebenarnya lo bisa kerjain,” ujarnya.
Meski demikian, Sara. mengingatkan bahwa sektor-sektor besar berbasis industri tetap akan menjadi tulang punggung perekonomian, termasuk agroindustri dan hilirisasi.
“Jangan bersandar kepada sektor-sektor padat karya. Itu pun dengan catatan, sebenarnya banyak nanti akan secara industri itu besar. Agro industri pasti akan tetap besar, diprediksi akan terus meningkat karena ketahanan pangan kita salah satu fokus utamanya Presiden. Jadi lo kalau misalkan punya lahan, mau lo kembangin untuk nanam sayur, nanam padi, nanam apa pun, agrobisnis ini bakal naik. Industri yang kedua pasti hilirisasi. Jangan hanya bersandar,” jelasnya.
Lebih jauh, ia mengkritisi pola pikir masyarakat yang masih berharap penuh pada pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan.
“Karena kalau masih bersandar pada sektor-sektor padat karya dan bersandar pada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti. Yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan si priyayi untuk ngasih kita pekerjaan. No, kita udah move on dari situ,” tegasnya.