Ntvnews.id, Denpasar - Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai menetapkan kondisi banjir akibat hujan deras berkepanjangan yang melanda Bali masuk dalam kategori force majeure atau keadaan kahar.
“Kondisi saat ini termasuk 'force majeure', namun kami bersama seluruh 'stakeholder' bandara tetap berupaya dapat menjaga standar pelayanan,” ujar Communication and Legal Division Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi, di Denpasar, Rabu, 10 September 2025.
Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Bali, terutama Kota Denpasar, selama lebih dari 24 jam sejak Selasa 9 september 2025 pagi. Akibatnya, banjir merendam hampir seluruh kawasan Denpasar serta sebagian kabupaten sekitarnya.
Meski berada dalam keadaan kahar, hingga kini seluruh operasional penerbangan di bandara Bali Selatan tersebut masih berjalan normal. Namun, pengelola bandara bersama mitra terkait terus melakukan langkah mitigasi.
“Antara lain melakukan penambahan fasilitas kursi penumpang, pengaturan personel pelayanan terminal, serta memberikan imbauan kepada calon penumpang untuk tiba di bandara lebih awal,” jelas Eka Sandi.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir
Ia menyebutkan imbauan serupa juga telah disampaikan kepada maskapai penerbangan, agar calon penumpang dapat memperhitungkan waktu perjalanan menuju bandara. Hal ini mengingat sejumlah jalur vital menuju bandara lumpuh akibat banjir, sehingga calon penumpang perlu mencari rute alternatif.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh maskapai untuk mengantisipasi adanya calon penumpang yang mengalami keterlambatan dan membutuhkan penanganan khusus seperti proses penjadwalan ulang (reschedule) atau mekanisme lainnya,” tambahnya.
Selain memastikan kelancaran keberangkatan penumpang, pihak bandara juga bekerja sama dengan penyedia transportasi darat untuk menyiapkan armada bagi penumpang yang baru tiba di Bali.
"Untuk memenuhi kebutuhan antarmoda transportasi bagi penumpang yang baru mendarat di Bali, secara intensif telah berkoordinasi dengan pengelola transportasi darat bandara untuk mengatur ketersediaan unit kendaraan di tengah kemacetan yang terjadi di banyak ruas jalan dari dan menuju bandara,” tutur Eka Sandi.
(Sumber: Antara)