Ntvnews.id, Jakarta - Polda Metro Jaya membantah bahwa aktivis yang ditahan karena kasus demo rusuh, melakukan mogok makan. Polisi juga menampik mereka sulit dijenguk saat menjalani penahanan.
"Dari pantauan CCTV dan keterangan penjaga, tidak ada yang melakukan aksi mogok makan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi, Jumat, 19 September 2025.
Di samping itu, kata Ade Ary, akses kunjungan terhadap semua tahanan berjalan dengan normal.
Adapun waktu besuk tahanan, berlangsung dari Senin hingga Kamis. Besuk dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
"Maksimal hanya empat orang yang mengunjungi tahanan," ucapnya.
Sebelumnya, keluarga dan pendamping hukum tersangka aktivis yang ditahan mengatakan, Syahdan Husein serta 16 aktivis lain yang ditahan juga telah melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk protes terhadap penangkapan para aktivis.
"Sejak 11 September, Syahdan sudah mogok makan. Berarti, per hari ini, sudah seminggu. Ini sebagai bentuk protesnya dia atas penangkapan seluruh aktivis," ujar Sizigia di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 17 September 2025.
Menurut dia para aktivis akan mogok makan sampai seluruh tahanan politik dibebaskan.
"Total 16 orang juga ikut mogok makan sebagai bentuk aksi dari penangkapan ini," tandasnya.
Diketahui, sejumlah aktivis seperti Delpedro Marhaen (Direktur Lokataru Foundation), Muzaffar Salim (staf Lokataru), Syahdan Husein (admin Gejayan Memanggil) dan Khariq Anhar (admin Aliansi Mahasiswa Penggugat) ditangkap setelah aksi unjuk rasa berujung kerusuhan pada akhir Agustus 2025 lalu. Mereka dituding sebagai provokator melalui media sosial.