Ntvnews.id, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan akan menanggung sepenuhnya biaya pengobatan bagi para korban keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kan kita punya dana, ada yang kita ambilkan misalnya dari operasional, kejadian luar biasa, dan macam-macam itu kan pasti kita sediakan, itu full dari BGN, semua ditanggung (biaya pengobatan), contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua, bahkan kemarin berapa miliar sudah kita siapkan," ujar Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang di Cibubur, Jawa Barat, Kamis, 25 September 2025.
Ia menegaskan bahwa BGN tidak membebankan sedikit pun biaya kepada orang tua siswa, pihak sekolah, maupun pemerintah daerah dalam penanganan kasus keracunan MBG.
"Kita enggak membebani apapun pada orang tua atau kepada pemerintah daerah, jadi nanti tinggal pihak rumah sakit memanggil kami ke BGN," katanya.
Baca Juga: BGN Pastikan Pemeriksaan Sampel Menu MBG di Tangerang Sebelum Didistribusikan
Nanik juga menyampaikan bahwa BGN kini menerapkan standar operasional baru di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Salah satunya mewajibkan seluruh juru masak memiliki sertifikat resmi dari asosiasi koki atau lembaga pangan yang berwenang, sebagai langkah untuk menekan kemungkinan terjadinya kasus keracunan.
"Kalau di dunia chef itu ada berbagai asosiasi, lembaga pangan, biasanya dari asosiasi chef sendiri mereka ini sebetulnya chef-chef yang sudah kerja, misalnya di restoran-restoran itu sudah punya sertifikasinya karena mereka harus punya sertifikat, kalau enggak punya maka nggak boleh masuk, nah kalau yang enggak punya sertifikasi ini dia biasanya mengikuti tes dulu, pendidikan dulu, tiga bulan lalu mereka bisa memperoleh sertifikasi," jelasnya.
Selain itu, BGN juga telah mengambil langkah tegas dengan memberhentikan sementara operasional SPPG yang melanggar standar operasional prosedur (SOP). Sanksi yang dijatuhkan mulai dari penghentian operasional dapur hingga pemberhentian kepala SPPG terkait.
"SPPG diberhentikan dan kepala SPPG juga diberhentikan. Kami serius menangani hal ini, langsung kita tutup, kita akan tegas dalam hal ini dan tidak main-main lagi karena semua kalau mengikuti petunjuk teknis, dapur ini sangat higienis dan tidak mungkin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," tegas Nanik.
Baca Juga: Kepala BGN Stop Operasional SPPG Cipongkor Usai 352 Siswa Keracunan MBG
Ia menambahkan bahwa keselamatan peserta program menjadi prioritas utama. Satu nyawa, kata dia, sangat berarti sehingga BGN tidak ragu menutup operasional MBG apabila ditemukan kasus luar biasa, seperti yang terjadi di Bandung Barat dengan ribuan siswa yang mengalami keracunan.
"Kita sudah kerja sama dengan kepolisian, Badan Inteligen Negara (BIN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dinas kesehatan. Di Bandung Barat ada dua dapur, pemiliknya satu yayasan, ini kita lagi investigasi, dapur sudah ditutup. Satu nyawa pun BGN sangat perhatian, satu nyawa sangat berarti bagi kami," ucap Nanik.
(Sumber : Antara)