Ntvnews.id, Warsaw - Polandia menutup sementara sebagian wilayah udaranya dan mengerahkan pesawat jet tempur pada Minggu, 28 September 2025, menyusul serangan besar-besaran Rusia terhadap Ukraina yang berlangsung lebih dari 12 jam.
Militer Polandia menyatakan sistem radar pertahanan udara berada pada tingkat siaga tertinggi, sementara jet tempur NATO F-35 melakukan patroli hingga serangan berakhir.
Dilansir dari Politico, Senin, 29 September 2025, penutupan wilayah udara dilakukan di sekitar kota Lublin dan Rzeszow di tenggara Polandia, dekat perbatasan Ukraina. Meski begitu, pihak militer memastikan tidak ada pelanggaran ruang udara Polandia dalam insiden ini.
Langkah siaga semacam ini semakin sering dilakukan seiring meningkatnya laporan kemunculan drone serta insiden lintas batas di negara-negara anggota NATO. NATO sebelumnya juga mengumumkan akan mengirim lebih banyak pesawat tempur dan sistem pertahanan udara ke sisi timur aliansi sebagai respons terhadap pelanggaran udara Rusia.
Baca Juga: Buntut Drone Rusia, Polandia Setujui Kehadiran Pasukan NATO di Negaranya
Awal bulan ini, tiga drone Rusia dilaporkan ditembak jatuh di wilayah udara Polandia. Denmark pun melaporkan kemunculan drone di atas fasilitas pertahanannya, yang bahkan sempat memaksa penutupan bandara utama.
Serangan Rusia pada Minggu pagi mencakup hampir 500 drone serang dan lebih dari 40 rudal, termasuk drone Shahed buatan Iran-Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan puluhan orang terluka dan sedikitnya empat orang tewas, termasuk seorang anak perempuan berusia 12 tahun.
“Serangan brutal, teror yang disengaja dan ditargetkan terhadap kota-kota biasa,” kata Zelensky.
Baca Juga: Memanas, Polandia Kerahkan Jet Tempur Usai Serangan Udara Rusia Dekat Perbatasan Ukraina
Serangan tersebut hanya berselang beberapa jam setelah Zelensky memperingatkan Eropa bahwa meningkatnya aktivitas drone dan pelanggaran udara menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti di Ukraina.
“Putin akan membuka arah lain. Tidak ada yang tahu di mana,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan di Sidang Umum PBB bahwa Moskow tidak berniat menyerang negara NATO atau Uni Eropa, tetapi akan memberikan “respons tegas” jika merasa diserang.