A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Keluarga Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Desak Penegakan Hukum Dilanjutkan - Ntvnews.id

Keluarga Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Desak Penegakan Hukum Dilanjutkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Okt 2025, 22:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Salah satu keluarga korban Ponpes Al Khoziny, Fauzi, warga asal Madura yang berdomisili di Depok, Jawa Barat saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Jatim, Selasa malam 7 Oktober 2025. (ANTARA/Willi Irawan) Salah satu keluarga korban Ponpes Al Khoziny, Fauzi, warga asal Madura yang berdomisili di Depok, Jawa Barat saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Jatim, Selasa malam 7 Oktober 2025. (ANTARA/Willi Irawan) (Antara)

Ntvnews.id, Surabaya - Keluarga korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, meminta agar proses hukum tetap dijalankan meski saat ini proses identifikasi korban masih berlangsung.

“Untuk keluarga pada saat ini sangat terpukul sekali. Kita sangat kehilangan sekali pada anak kami,” ujar Fauzi, salah satu keluarga korban asal Madura yang kini berdomisili di Depok, Jawa Barat, saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Selasa malam, 7 Oktober 2025.

Fauzi menyampaikan bahwa anaknya, Toharul Maulidi (16), siswa kelas 3 SMP, berhasil selamat dari insiden tersebut. Namun, empat keponakannya, yakni Albi, Ubaidillah, Haikal Ridwan, dan Muzaki Yusuf, dinyatakan meninggal dunia.

Ia kemudian mempertanyakan aktivitas di lingkungan ponpes sebelum peristiwa itu terjadi, terutama adanya pekerjaan pengecoran di lantai atas saat para santri tengah menjalankan ibadah di bawah.

Baca Juga: Muzani Tekankan Pentingnya Standar Konstruksi Usai Tragedi Ponpes Al Khoziny

“Pada saat itu ada aktivitas ngecor di atas, dan di bawah ada yang salat. Nah, itu kan SOP-nya dari mana? Saya tekankan kalau memang ada pelanggaran hukum di situ, ada kelalaian manusia, dia harus diproses, siapapun itu. Tidak memandang itu status sosial siapa, hukum harus ditegakkan,” tegasnya.

Hingga kini, Fauzi mengatakan keluarga korban belum mengambil langkah hukum secara resmi. Meski demikian, ia berharap aparat penegak hukum segera menelusuri penyebab kejadian tersebut tanpa menunggu seluruh proses identifikasi jenazah selesai.

“Untuk sementara ini dulu. Kita harus bicarakan dengan keluarga. Tentunya aparat penegak hukum sudah ada reaktif untuk menelusuri itu. Untuk memeriksa pihak-pihak yang terlibat di sana,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa keluarga korban tidak ingin membuat spekulasi apa pun sebelum data dan hasil penyelidikan resmi tersedia.

“Kalau saya bicara, ya harus berdasarkan fakta. Jangan sampai ada bias,” ucapnya.

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya melaporkan telah menerima 62 kantong jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny hingga Selasa siang. Dari jumlah tersebut, 17 jenazah sudah berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.

(Sumber : Antara)

x|close