Ntvnews.id, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta pemerintah untuk memperkuat kebijakan udara bersih dan kawasan tanpa rokok di ruang publik guna melindungi kesehatan anak dari efek polusi udara dan paparan asap rokok yang buruk.
"Kerusakan akibat paparan tersebut tidak hanya memicu gangguan pernapasan pada anak, tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis ketika mereka dewasa kelak," kata Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, 11 Oktober 2025.
Saat ini IDAI menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap regulasi kualitas udara, pengawasan emisi kendaraan dan industri, serta penerapan kawasan tanpa rokok secara luas, termasuk di taman bermain, area sekolah, dan tempat publik lainnya.
Adapun langkah tersebut menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan stunting dan berbagai penyakit akibat paparan polutan sejak dini.
"Jangan ada kompromi terhadap paparan rokok dan polusi udara. Keduanya berkontribusi terhadap stunting dan gangguan kesehatan jangka panjang pada anak,” imbuhnya.
IDAI juga mendukung peningkatan edukasi publik secara masif melalui berbagai media agar masyarakat memahami bahaya polusi udara dan asap rokok.
"Kebijakan yang pro kesehatan anak adalah investasi untuk masa depan bangsa,” tegasnya.
Sebelumnya, Dokter Spesialis dari UKK Respirologi Ilmu Kesehatan Anak IDAI, dr. Cynthia Centauri Sp.A. Subsp. Resp. (K), menilai upaya mengatasi dampak polusi udara dan paparan asap rokok terhadap kesehatan anak perlu dilakukan secara menyeluruh melalui kombinasi kebijakan pemerintah, edukasi publik, serta langkah lingkungan seperti penanaman pohon.
"Pohon bisa membantu menyerap karbon dioksida dan menjadi barier aktif terhadap debu atau partikel polutan di udara, terutama bagi rumah yang berada di pinggir jalan raya," kata dr. Cynthia.