Presiden Madagaskar Sebut Ada Upaya Kudeta di Tengah Gelombang Protes

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Okt 2025, 22:00
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip - Toko-toko yang rusak terlihat di Antananarivo, ibu kota Madagaskar, 26 September 2025, di tengah gejolak sosial yang melanda negara itu. (Xinhua) (Xinhua/Sitraka Rajaonarison) Arsip - Toko-toko yang rusak terlihat di Antananarivo, ibu kota Madagaskar, 26 September 2025, di tengah gejolak sosial yang melanda negara itu. (Xinhua) (Xinhua/Sitraka Rajaonarison) (Antara)

Ntvnews.id, Lusaka - Presiden Madagaskar Andry Rajoelina menuding adanya upaya perebutan kekuasaan secara ilegal, setelah sejumlah personel militer dari salah satu satuan angkatan darat menyatakan dukungan terhadap aksi protes besar yang menentang pemerintahannya.

“Saat ini terjadi upaya untuk merebut kekuasaan di wilayah republik ini, yang merupakan pelanggaran besar terhadap konstitusi dan prinsip demokrasi,” demikian pernyataan kantor kepresidenan Madagaskar pada Minggu, 12 Oktpber 2025.

Sehari sebelumnya, personel militer dari Pusat Administrasi Personel Angkatan Darat (CAPSAT) menyatakan dalam sebuah video bahwa mereka mendukung unjuk rasa anti-pemerintah yang telah berlangsung sejak bulan lalu. CAPSAT merupakan unit militer yang berperan penting dalam menempatkan Rajoelina di pucuk kekuasaan pada kudeta 2009.

“Layanan dasar di negara ini dalam ambang keruntuhan. Pasukan keamanan tak boleh begitu saja mematuhi instruksi yang tak sah,” ujar mereka dalam rekaman tersebut.

Pada Minggu, CAPSAT kembali merilis pernyataan video yang menyebut bahwa mereka kini telah mengambil alih kendali angkatan bersenjata.

“Mulai hari ini, semua instruksi untuk tentara Madagaskar — baik untuk angkatan darat, udara, ataupun laut — akan berasal dari markas CAPSAT,” kata mereka.

Baca Juga: Presiden Madagaskar Bubarkan Kabinet Pemerintahan Usai Aksi Protes Berdarah Gen Z

Pihak kepresidenan Madagaskar mengecam tindakan tersebut sebagai upaya kudeta yang melanggar hukum dan menyerukan agar seluruh kekuatan utama di negara itu bersatu mempertahankan konstitusi dan kedaulatan nasional.

Sementara itu, Komisi Uni Afrika (AUC) melalui akun media sosial X menyatakan bahwa Ketua AUC Mahmoud Ali Youssouf tengah memantau secara saksama perkembangan politik dan keamanan di Madagaskar, termasuk pergerakan di tubuh militer dan demonstrasi di ibu kota Antananarivo.
“Ia menyerukan kepada semua pihak di Madagaskar untuk menunjukkan sikap tanggung jawab dan patriotisme serta memastikan kesatuan, stabilitas dan perdamaian di negara tersebut dengan menghargai konstitusi dan kerangka institusional,” tulis pernyataan AUC.

Gelombang protes terhadap pemerintahan Rajoelina kini memasuki pekan ketiga. Aksi yang dipelopori oleh kelompok “Generasi Z” itu semula berfokus pada isu kelangkaan air dan listrik, namun kini berubah menjadi tuntutan agar sang presiden mengundurkan diri.

(Sumber : Antara)

x|close