Ntvnews.id, Jakarta - Fenomena ketidaksesuaian antara ukuran kemasan dan isi produk kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, sorotan tertuju pada camilan wafer populer Beng-beng, setelah seorang pengguna media sosial menunjukkan adanya selisih mencolok antara panjang bungkus dan isinya.
Dalam unggahan yang viral tersebut, pengguna memperlihatkan foto Beng-beng yang diletakkan di atas penggaris. Hasilnya, panjang kemasannya tercatat sekitar 15,5 cm, sedangkan isi wafer di dalamnya hanya sekitar 9,5 cm. Perbandingan itu sontak memicu diskusi hangat di dunia maya.
Banyak warganet merasa tampilan kemasan terkesan “menipu ekspektasi,” karena memberi kesan produk berukuran lebih besar dari kenyataannya.
Beberapa bahkan menilai bahwa selisih ukuran itu cukup jauh untuk membuat konsumen merasa kecewa. Di tengah beragam komentar, sebagian pengguna mengingatkan bahwa kasus seperti ini bukan hal baru.
Baca Juga: BP Taskin Laporkan Rencana Induk dan Program Percepatan Pengentasan Kemiskinan ke Prabowo
Baca Juga: Kemenhaj Tetapkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2026, Dimulai 21 April
“Makanya sekarang banyak yang beli Beng-beng Maxx, karena ukurannya lebih realistis dan sesuai sama bungkusnya,” tulis salah satu warganet dalam kolom komentar.
“Alhamdulillah akhirnya ada yang speak up,” ungkap yang lain.
Fenomena perbedaan antara ukuran kemasan dan isi produk makanan ringan sendiri bukan kali pertama terjadi. Dalam praktik global, hal ini dikenal dengan istilah slack fill, ruang kosong dalam kemasan yang kerap menimbulkan perdebatan antara alasan teknis dan persepsi konsumen.
Sejauh ini, belum ada klarifikasi dari pihak Beng-beng atau produsen terkait mengenai perbedaan ukuran yang ramai diperbincangkan tersebut. Namun, diskusi publik yang meluas menunjukkan bahwa isu transparansi dan kejujuran dalam kemasan masih menjadi perhatian utama para konsumen Indonesia.
Beng Beng (Instagram)