Ntvnews.id, Tokyo – Sedikitnya 60 orang meninggal dunia dan 20 lainnya masih hilang hingga Rabu, 5 November 2025 setelah Topan Kalmaegi melanda wilayah tengah Filipina, menurut laporan The Associated Press.
Badai kuat yang disertai hujan deras itu memicu banjir luas dan kerusakan parah, memaksa ratusan ribu penduduk untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pulau wisata Cebu menjadi salah satu kawasan paling parah terdampak, dengan sedikitnya 40 korban jiwa dilaporkan oleh media setempat.
Baca Juga: Topan Kalmaegi Terjang Filipina, Warga Mengungsi di Atap Rumah Dua Orang Tewas
Di Pulau Mindanao, enam anggota militer dilaporkan tewas setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh tak lama setelah lepas landas dalam misi peninjauan kerusakan akibat topan, sebagaimana disampaikan pihak militer Filipina.
Baca Juga: Topan Kalmaegi Terjang Filipina, 1 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Warga Terdampak
Topan Kalmaegi, yang secara lokal disebut Tino, mulai menerjang Filipina pada Senin, 3 November 2025 malam waktu setempat. Badan Meteorologi Filipina memperingatkan bahwa badai tersebut bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 25 kilometer per jam pada Selasa pagi.
Selain angin kencang, Kalmaegi juga menimbulkan gelombang laut setinggi tiga meter yang digambarkan otoritas sebagai “mengancam jiwa dan berpotensi merusak.”
(Sumber: Antara)
Ilustrasi - Topan Kalmaegi menerjang wilayah tengah Filipina. ANTARA/Anadolu/py. (Antara)