Ntvnews.id, Mekkah - Kota Mekkah di Arab Saudi memiliki posisi istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Nama kota ini tercantum dalam Al-Qur’an, hadis, dan berbagai kitab sejarah. Nabi Muhammad Saw lahir di kota tersebut, membangun komunitas muslim, dan menjadikannya pusat dakwah.
Di Makkah al-Mukarramah pula Allah memilih untuk mendirikan Baitullah, yang menjadi kiblat umat Islam. Tanah suci ini juga ditetapkan sebagai kawasan yang aman serta diwajibkan untuk dikunjungi bagi muslim yang mampu. Karena itu, ketika kabar banjir menerjang Mekkah, wajar jika umat Islam di seluruh dunia merasa khawatir dan mempertanyakan apa yang terjadi.
Mekkah Dilanda Banjir Besar
Pada Rabu, 12 November 2025, wilayah Arab Saudi diguyur hujan lebat dan badai yang mengakibatkan banjir di berbagai kota. Jeddah, Madinah, dan Mekkah menjadi kawasan yang paling terdampak, bahkan mengalami banjir bandang.
Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi mengeluarkan peringatan merah untuk wilayah tersebut, termasuk Makkah al-Mukarramah.
Baca Juga: Hujan Lebat Picu Banjir Bandang di Mekkah, Otoritas Saudi Keluarkan Peringatan
Mekkah dilaporkan sempat “tenggelam” akibat derasnya arus air yang menyeret kendaraan. Jalan-jalan berubah menjadi aliran sungai, sementara warga setempat dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Prakiraan cuaca menunjukkan hujan deras berpotensi berlanjut.
Di sisi lain, sejumlah penerbangan di Bandara Jeddah dilaporkan mengalami penundaan akibat cuaca buruk. Penumpang diminta terus memantau kondisi cuaca sebelum bepergian.
Faktor Geografis Mekkah Memperbesar Risiko Banjir
Secara geografis, Mekkah berada di daerah lembah dan dikelilingi gunung-gunung, khususnya di sekitar Ka'bah. Ketika curah hujan tinggi, air dari wilayah perbukitan turun menuju pusat kota. Struktur tanah berbatu membuat air sulit meresap, sehingga banjir kerap terjadi.
Banjir Bandang di Arab Saudi (Aljazeera)
Sejarah mencatat bahwa Mekkah telah berkali-kali dilanda banjir besar, bahkan beberapa di antaranya menggenangi wilayah Masjidil Haram dan Ka’bah. Meski demikian, umat Islam percaya bahwa Allah Swt senantiasa melindungi kota suci tersebut, terlihat dari tetap kokohnya Ka’bah bertahan sepanjang zaman.
Rentetan Sejarah Banjir di Mekkah
Berikut beberapa peristiwa banjir besar yang pernah tercatat:
Sebelum Islam
Sekitar tahun 200 SM, banjir besar menghantam kawasan sekitar Ka’bah dan menimbulkan kerusakan signifikan, meski catatan detailnya tidak lengkap.
Lima Tahun Sebelum Kenabian
Banjir bandang menghancurkan sebagian dinding Ka’bah, yang saat itu masih dibangun dari batu sederhana tanpa perekat kuat. Ka’bah kemudian direnovasi.
Masa Khalifah Umar bin Khattab (638 M / 17 H)
Banjir besar merendam Masjidil Haram. Umar kemudian membangun bendungan untuk mengurangi risiko banjir. Upaya ini dilanjutkan oleh dinasti-dinasti berikutnya.
Masa Dinasti Abbasiyah (779 M / 162 H)
Banjir kembali merusak Masjidil Haram dan struktur di sekitarnya. Banjir Tahun 1039 M
Hujan deras yang berkepanjangan menimbulkan luapan air hingga 1,5 meter di Masjidil Haram dan meruntuhkan salah satu dinding Ka’bah.
Banjir Bandang 1941
Salah satu banjir terparah yang terdokumentasikan. Genangan air mencapai 2 meter, dan foto sejarah menunjukkan jamaah harus berenang di dalam Masjidil Haram.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, 24 Desa di Cilacap Terdampak Banjir dan Longsor
Banjir masih menjadi bencana yang berulang di Mekkah hingga kini. Pemerintah Saudi terus memperbaiki sistem drainase dan infrastruktur agar risiko banjir dapat ditekan. Berkat perkembangan teknologi, dampak banjir saat ini lebih terkendali dibandingkan masa lalu.
Haruskah Kita Khawatir?
Pertanyaan mengenai apakah banjir Mekkah merupakan pertanda akhir zaman juga sering muncul. Secara rasional, umat Islam dianjurkan untuk memahami kondisi geografis dan perkembangan terkini kota Mekkah sehingga tidak mudah merasa cemas. Namun secara spiritual, umat beriman tetap diminta mempercayai tanda-tanda akhir zaman sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an dan sunah.
Dengan demikian, banjir Mekkah merupakan fenomena alam yang memang berulang sejak dahulu akibat kondisi geografis kota tersebut. Di sisi lain, umat Islam tetap diajak untuk mengambil hikmah, memperbanyak doa, dan menjaga keimanan di tengah musibah yang terjadi.
Banjir Bandang di Arab Saudi (Aljazeera)