Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa sebanyak 85 persen sekolah yang terdampak bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh dan Sumatera telah kembali menjalankan kegiatan pembelajaran.
Dalam konferensi pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa, 30 Desember 2025, Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa total sekolah terdampak bencana mencapai 4.149 unit. Dari jumlah tersebut, 3.508 sekolah sudah mulai beroperasi kembali. Namun demikian, sebanyak 54 sekolah masih harus melaksanakan pembelajaran di tenda darurat karena mengalami kerusakan berat.
"Sekolah yang sudah bisa beroperasi untuk di Aceh ada 2.226 atau 81 persen, kemudian di Sumatera Barat 380 atau 86 persen, dan di Sumatera Utara 902 atau 95 persen. Total keseluruhan sekolah yang sudah bisa beroperasi 85 persen. Masih ada 54 yang memang belum bisa kita gunakan karena kerusakan yang sangat serius, bahkan sebagian sekolah memang sudah rusak total," katanya.
Mendikdasmen menambahkan, jumlah tenda darurat sekolah yang didirikan di Aceh sebanyak 14 unit, di Sumatera Barat 21 unit, dan di Sumatera Utara 19 unit. Selain itu, terdapat sekolah yang masih dalam tahap pembersihan pascabencana, yakni 516 sekolah di Aceh, 42 di Sumatera Barat, dan 29 di Sumatera Utara, sehingga total sekolah yang masih menjalani proses pembersihan mencapai 587 unit.
Baca Juga: Kemendikdasmen Jelaskan Metode Pengolahan Nilai TKA dengan IRT
"Yang proses pembersihan terus kami lakukan karena memang tingkat kerusakan dan dampak dari banjir itu sangat berat, sehingga prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama dari sekolah-sekolah yang lainnya. Selama proses ini, kami melakukan beberapa kegiatan untuk memastikan bahwa anak-anak dapat belajar yang kita rencanakan dimulai pada 5 Januari 2026 yang akan datang," paparnya.
Abdul Mu'ti juga menegaskan bahwa para siswa di daerah terdampak tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara normal seperti sekolah yang tidak terdampak bencana. Menurut dia, penyesuaian dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.
"Karena kondisi yang berbeda-beda, mereka tidak harus belajar sebagaimana yang normal. Artinya, mereka boleh saja tidak pakai seragam, boleh saja tidak pakai sepatu, dan yang lain-lainnya, termasuk kurikulumnya juga kita rancang secara khusus," ucapnya.
Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan bagi sekolah-sekolah terdampak bencana. Di Aceh, bantuan school kit disalurkan sebanyak 15.500 paket, di Sumatera Barat 5.000 paket, dan di Sumatera Utara 6.500 paket, sehingga total bantuan school kit mencapai 27.000 paket. Untuk tenda, bantuan diberikan sebanyak 78 unit di Aceh, 22 unit di Sumatera Barat, dan 47 unit di Sumatera Utara, dengan total 147 unit.
"Lalu ruang kelas darurat ada 100 di Aceh, kemudian Sumatera Barat 30, Sumatera Utara 30, dengan total 160," kata Abdul Mu'ti.
(Sumber : Antara)
Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam konferensi pers terkait update penanganan sekolah terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh dan Sumatera di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa 30 Desember 2025, ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. (Antara)