Ntvnews.id, Jakarta - Nissan, produsen mobil asal Jepang yang sedang menghadapi kesulitan finansial, telah mengalami perubahan besar dalam jajaran kepemimpinan setelah mengumumkan pengunduran diri Kepala Keuangan (Chief Financial Officer/CFO) mereka, yang terjadi setelah perusahaan menyatakan berada dalam "mode darurat".
Langkah ini mengikuti pernyataan sensasional yang dibuat oleh seorang eksekutif senior Nissan yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan perusahaan hanya memiliki waktu "12 hingga 14 bulan untuk bertahan" karena utang perusahaan yang terus meningkat.
Menurut laporan Bloomberg, seperti dikutip dari Drive, Jumat, 6 November 2024, Stephen Ma, yang menjabat sebagai CFO Nissan sejak 2019, akan mengundurkan diri dari posisinya, meskipun perusahaan belum mengonfirmasi hal tersebut secara resmi.
Jika kabar ini benar, Ma akan menjadi eksekutif mobil besar kedua yang meninggalkan jabatannya dalam beberapa hari terakhir, setelah CEO Stellantis Carlos Tavares juga mengundurkan diri pada 1 Desember.
Pada November 2024, CEO Nissan Makoto Uchida mengumumkan perusahaan telah memasuki "mode darurat" setelah mengalami penurunan penjualan yang signifikan di AS dan China.
Penurunan laba sebelum pajak yang sangat tajam, turun 304 persen, ditambah beban utang yang berat senilai US$1,6 miliar pada 2024 dan diperkirakan mencapai US$5,6 miliar pada 2025, membuat Uchida mengambil langkah pemotongan gaji sukarela sebesar 50 persen.
Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Nissan berencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan dari total tenaga kerjanya yang hampir mencapai 135.000 orang, mengurangi kapasitas produksi sebesar 20 persen, serta menjual sebagian sahamnya di Mitsubishi, bagian dari aliansi dengan Renault dan Nissan.